Lihat ke Halaman Asli

Wanita Ayu, Suka Menipu

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gb: mp3indodownload.blogspot.com

[caption id="" align="aligncenter" width="656" caption="Gb: mp3indodownload.blogspot.com"][/caption] Melinda Dee, masih saja membikin orang gemas kepadanya. Bukan gemes terhadap si payudaranya yang super jumbo itu. Meskipun terbukti benar bahwa kejumboannya adalah sebuah rekayasa, yang sekarang tidak jelas bagaimana keadaannya. Konon, keadaannya tragis dan berantakan. Meskipun begitu, orang tetap gemas kepadanya. Atau tepatnya, geram. Semenjak ia ditangkap, sebagai tersangka pembobol dana nasabah Citibank sebesar 17 milyar, banyak wanita ayu diantero nusantara ini, sesungguhnya merasa tersudut. Pameo anak muda,  jaman dahulu kala,  yang sedang dirundung duka, oleh cinta,  mendapatkan "barang buktinya". Pameo itu berbunyi: wanita ayu, suka menipu. Kelakuan Melinda Dee, adalah kasus nyata yang tak terbantahkan. Tak terhitung jumlah orangnya, tak terhitung jumlah uangnya, yang diduga,  ditipunya. Wanita ayu, suka menipu. Saya tidak yakin, petinggi Polri, saat ini, bisa dikibuli. Atau, tertipu, oleh Malinda  si wajah ayu. Sehingga, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Ito Sumardi menyatakan, biaya perawatan dan operasai Melinda menggunakan program asuransi kesehatan Jaminan Kesehatan Masyarakat atau Jamkesmas (Suara Merdeka, 10 Juni 2011) Karena kita tahu, sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor: 1241/MENKES/SK/XI/2004 bahwa Sasaran Program Jaminan Kesehatan masyarakat (Jamkesmas) adalah setiap orang miskin atau tidak mampu, gelandangan, pengemis, anak terlantar serta masyarakat miskin yang tidak mempunyai identitas. Bila tidak tertipu, atau terbius oleh bujuk rayu, si wajah ayu, maka siapakah Malinda itu? Orang miskin, orang yang tidak mampu, gelandangan, pengemis, anak terlantar atau orang miskin yang tidak mempunyai identitas. Coba lihatlah, Suyatno, warga Dukuh Tegalombo, Desa Glonggong, Kecamatan Nogosari, Boyolali divonis kanker otak. Kondisinya semakin memprihatinkan. Ia hanya bisa terbaring di tempat tidur, tidak bisa bicara, sulit makan dan minum. Ia miskin,  tidak ada biaya untuk berobat Ia tak bisa menggunakan fasilitas Jamkesmas (KR, Sabtu, 07 Mei 2011 00:11:00) Lihat pula, Sri Rezeki (38) warga Jalan Datuk Kabu Pasar III Kelurahan Sungai Tuan, Tembung Kabupaten Deli Serdang, "tertahan", karena pembiayaan yang belum tuntas. Setelah, menjalani perawatan  persalinanan selama empat hari di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan. Ia miskin dan tak bisa menggunakan fasilitas Jamkesmas (Harian Orbit, Selasa 12 April 2011 09:39). Suyatno dan Sri Rejeki, orang miskin. Keduanya, tak dapat menggunakan fasilitas Jamkesmas. Padahal, pada dasarnya, memenuhi syarat. Tetapi, tidak jelas apakah mereka berwajah ayu?. Jelas tidak, untuk Suyatno. Tetapi yang jelas, tidak suka merayu, apalagi menipu. Perlakuan terhadap Malida Dee dibandingkan dengan Suyatno dan Sri Rejeki tersebut di atas, sebuah kontradiksi di negeri ini. Ironis!!! Bila ini sungguh terjadi, maka sesungguhnya telah terjadi tragedi kemanusian di negeri ini.  Kemanusiaan yang tidak adil dan biadab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline