Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Zailani

jurnalis/penulis

seribu doa terus kuberi sayap

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1309825494942998345

seribu doa terus kuberi sayap

puisi : akhmad zailani

apakah aku berjalan di antara nisan-nisan? Lalu menginjak-nginjak tanah yang di bawahnya manusia yang tak lagi utuh.Ataukah manusia-manusia itu telah bergelantungan menunggu saat penghitungan. atau roh-roh yang berterbangan; menyesali hidup yang buram. aku melangkah menuju tuhan.

seribuataukah sejuta doa masih perlu untuk membujuk Tuhan.

tak hanya sekedar kenangan yang bergayut di nisan-nisan itu.air mata tumbuh sayap, lantas terbang di balik awan. hidup terus berlanjut.tak ingin aku melupakan sebuah peristirahatan, yangmengaliri hatiku. menghidupkan jantungku.mengalirkan darahku. aliranku itu tersambung ke hati, jantung dan darah yang lain.

aku perlu darah.aku perlu nafas untuk menjejakkan kaki sebelum kembali jadi diri, sebelum menjadi bumi.kata-kata kususun dengan darah. Kutulis dengan air mata.tumbuh sayap, aku ingin ke langit setelah melahirkan dan menghidupkan jantung dan hati.

aku memang berjalan di antara ribuan nisan-nisan dari waktu ke waktu. bertumpuk-tumpuk. aku menuju tuhan untuk menangis. penyesalan mengikut. tuhanku telah mati. tuhanku telah mati. tak ingin kubunuh rindu. seribu doa akan terus kuberi sayap untuk terbang ke langit menemui tuhan sejati.

Kuburan muslimin, 2005

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline