Lihat ke Halaman Asli

AKHMAD SUWIGNY0

Mencoba Menulis

Tunggu Aku di Perpustakaan Itu

Diperbarui: 27 Agustus 2019   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : pictame.com

Hampir semua pemikir dan penulis besar sangat
mencintai buku. Bukan sekedar mengoleksi, tapi
juga membaca dan mengkajinya dalam-dalam.
Perpustakaan dan buku menjadi harta berharga.

Bahkan keluarga Marx sering digambarkan sangat
miskin materi, hingga untuk minum harus memakai
piala karena tak punya gelas. Tetapi ia punya harta
pengetahuan, sampai sekarang terus dibicarakan
dan diingat orang. 

Buku dan perpustakaan menjadi ikon yanga penting
di berbagai kota yang menjadi pusat persebaran ilmu
pengetahuan.

Dalam bukunya yang masyhur, Lintasan Sejarah Dunia.   
Jawarharlal Nehru dengan takjub memberi apresiasi
kota Baghdad dan Kardoba semasa kejayaan Islam.
Yang menarik perhatian Nehru, bahwa didua kota itu
pejabat-pejabat dan penguasa Islam merelakan harta
pribadinya untuk mendirikan perpustakaan kota dan
mendirikan pusat kesenian.

Sejarah kebesaran peradapan menunjukkan pentingnya
perpustakaan. Dan sejarah perpustakaan tidak kan lepas
dari keterlibatan penguasa yang melihat zaman dalam
jangka waktu yang amat panjang. 

Dan kita berharap, suatu ketika nanti anak-anak muda
generasi bangsa di negeri ini akan berkata :
"Tunggu aku di perpustakaan itu".

AS. Moheng, 27 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline