Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Sujadi

Menulis Untuk Indonesia Yang Lebih Baik

Pilkada Purbalingga Tak Mudah Taklukkan Petahana

Diperbarui: 17 Agustus 2020   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baliho pasangan calon bupati (dokpri)


Pilkada Purbalingga makin hangat. Tersiar kabar calon bupati ada 3 pasang. Setelah 2 pasang calon masing-masing Tiwi-Dono dan Oji-Zaini mendeklarasikan diri, muncul nama Fidloh Thereeyati-Adi Yuwono yang diusung Gerinda dan PKS.

Jika benar Pilkada akan diikuti 3 pasang calon, Pilkada akan semakin ramai. Bagi masyarakat Purbalingga,  hadirnya 3 pasang calon akan memberikan banyak alternatif bagi masyarakat  untuk memilih  kandidat  salah satu pasangan berkualitas.

Bagi petahana Tiwi yang berpasangan dengan Sudono , Tiwi-Dono hadirnya 3 calon  diperkirakan akan makin memuluskan menuju  kursi Purbalingga Satu. Pasalnya, sebagai petahana, Tiwi memiliki jaringan struktural di seluruh  ASN,  Kadis, Camat, Lurah hingga Kades yang sudah dikondisikan, baik dengan suka rela maupun paksa.

Bahkan para Kadis sudah diwanti-wanti untuk allout mendukung petahana, bagi yang tidak manut sudah disiapkan mutasi bagi para Kadis yang membelot. 

Sedangkan bagi jajaran ASN dibawah Kantor Kementerian Agama, sekolah Islam MAN, Mts dan MI Tiwi tidak bisa mengancam. "ASN dibawah Kemenag dan sekolahnya seperti  MAN, Mts dan MI dibawah Kementerian Agama Pusat," terang seorang guru Mts.

Kepala sekolah dilingkungan Kementerian Agama sudah mewanti-wanti kepada ASN dilingkungan untuk netral. "Silahkan pilih sesuai hati nurani. Pilih yang terbaik. Kami tidak campur tangan untuk mengarahkan pemilih," tutur  Guru Mts menirukan pesan atasanya.

Selain memiliki jaringan ASN, Kadis, Camat dan Lurah yang tidak netral, Tiwi-Dono juga  memiliki keunggulan dukungan politik orang-orang berpengalaman baik di PDIP maupun Golkar yang berpengalaman dan militan.

 Sementara kandidat lainya sebagai pendatang baru di dunia politik, mereka masih mengandalkan relawan, alim ulama, warga nahdliyin dan tokoh masyarakat yang ingin perubahan. Jaringan kepartaian masih belum sekuat PDIP dan Golkar.

Pasangan Oji-Zaini dan Fidloh-Adi Yuwono belum berpengalaman dibidang politik. Sementara kedua kandidat ini mengandalkan mesin politik di partai dan relawan. Mereka tentu tidak bisa leluasa menyentuh perangkat desa, apalagi Camat dan Kadis yang nyata-nyata mendukung petahana. Mereka ASN yang tidak netral.

Untuk memenangkan persaingan bagi Oji-Zaini dan Fidolh-Adi, pasangan ini  harus mampu membongkar jaringan kekuatan Tiwi-Dono. Caranya dengan mendorong agar petahana memberi  kesempatan  bagi ASN, dan perangkat desa untuk netral dalam Pilkada. Sesuatu yang amat sangat sulit.

Memang tidak mudah menumbangkan petahana, berbagai bantuan dari pemerintah pusat pada masa Covid juga memberikan keuntungan bagi petahana, sungguh tak mudah menumbangkan petahana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline