Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Sugandi

Penulis Muda

Tingkatkan Semangat Beribadah di 10 Terakhir Bulan Ramadhan

Diperbarui: 14 April 2023   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Thumbnails dari Berbagi Bahagia

Artikel Untuk Media Kompasiana.com

Tidak seperti orang pada umumnya yang terlalu sibuk memikirkan hari raya, mudik, maupun baju lebaran, Rasulullah Shallahu 'Alaihi Wa Sallam justru malah lebih semangat lagi untuk beribadah di akhir-akhir bulan Ramadhan. Bahkan nih, beliau sampai sengaja meninggalkan istri-istrinya demi bisa konsentrasi dalam ibadahnya. Kemudian, ada alasan lain mengapa Rasulullah Shallahu 'Alaihi Wa Sallam sampai melakukan hal itu, yakni karena bisa menggapai malam Lailatul Qadar di sepuluh terakhir bulan Ramadhan.

Ada suatu hadist yang disebutkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam Bulughul Marom, yaitu hadist no. 698. Dari Aisyah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." Muttafaqun 'alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

Adapun, ada beberapa faedah ataupun manfaat dari hadist di atas, diantaranya:

A. Hadits di atas menunjukkan keutamaan beramal sholih di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sendiri mempunyai keistimewaan dalam beribadah daripada hari lainnya di bulan Ramadhan. Ibadah yang dimaksudkan di sini mencakup shalat, dzikir, dan tilawah Al Qur'an.

B. Kemudian yang kedua adalah kesungguhan yang dilakukan oleh Rasulullah Shallahu 'Alaihi Wa Sallam dalam beribadah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Ada dua alasannya:

  • Sepuluh hari terakhir tersebut adalah penutup bulan Ramadhan yang diberkahi. Dan setiap amalan itu dinilai dari akhirnya.
  • Sepuluh hari terakhir tersebut diharapkan didapatkan malam Lailatul Qadar. Ketika ia sibuk dengan ibadah di hari-hari terakhir tersebut, maka ia mudah mendapatkan maghfiroh atau ampunan dari Allah Ta'ala.

C. Hadist di atas menunjukkan anjuran untuk membangunkan keluarga yaitu para istri supaya mendorong mereka melakukan sholat malam, lebih-lebih lagi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

D. Selain itu, hadist ini juga menunjukkan anjuran untuk menasehati keluarga dalam kebaikan dan menjauhkan mereka dari hal-hal tercela dan juga terlarang.

E. Membangunkan keluarga disini merupakan anjuran di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, namun anjuran juga untuk hari-hari lainnya. Karena keutamannya disebutkan dalam hadist yang lain:

"Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang di malam hari melakukan shalat malam, lalu ia membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan, maka ia memerciki air pada wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang wanita yang di malam hari melakukan shalat mala, lalu ia membangungkan suaminya. Jika suaminya enggan, maka istrinya pun memerciki air pada wajahnya." (HR. Abu Daud no. 1308 dan An Nasai no. 1148. Sanad hadits ini hasan kata Al Hafizh Abu Thohir).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline