Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Sekhu

profesional

Semangat dalam Sepucuk Surat

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Jaga adikmu baik-baik. Demikian isi sepucuk surat yang selalu membuat Nayna semangat. Semangat belajar di sekolah dan juga tetap semangat kerjakan semua pekerjaan rumah. Anak SMU itu tampak semangat kerjanya melebihi anak seusianya, bahkan kebablasan mengorbankan waktu sekolahnya, tapi ia menjalani penuh keikhlasan sehingga tak jadi beban, betapa semua dijalani apa adanya.

Bangun tidur jauh sebelum beduk subuh ditabuh, Nayna harus segera pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan keluarga. Kakinya yang mungil tampak lincah berlarian kecil menempuh perjalanan ke pasar yang cukup jauh. Dari rumahnya yang tempatnya terletak menjorok ke dalam di sebuah kawasan kampung kumuh. Sebuah rumah yang seperti berada di kedalaman gua yang sangat gelap dan pengap, di antara sela petak-petak rumah yang begitu padat penduduk, berjejalan, dan amat penuh sesak.

Pergi di pasar, ia berjalan kaki. Tak ada uang lebih jadi ia harus berjalan setengah berlari, tepatnya berlarian kecil agar secepatnya ia dapat sampai ke pasar. Dengan uang belanja seadanya yang diberikan sang ayah yang kerja serabutan, ia pun harus bisa menawar sayur-sayuran di pasar yang harganya semakin membumbung tinggi, meski harga BBM sudah, tapi harga sembako tetap membumbung tinggi seperti tak terbendung.

Karena suntuk memikirkan harga sembako dan saking terburu-buru berlarian pergi ke pasar, Nayna terantuk batu dan kemudian jatuh sehingga tiga logam seratusan rupiah terlepas dari genggaman tangannya dan kemudian pelan tapi pasti menggelinding hingga sampai jatuh ke dalam got.

“Aku harus bisa mendapatkan uang itu kembali, tekadnya dalam hati, betapa memang kemudian ia berusaha keras mengambilnya, meski tak mudah karena ternyata jatuhnya di got yang dalam dan juga hitam sehitam langit yang masih tak lepas dari pelukan sang malam.

Begitu susah-payah tangan mungilnya merogoh got untuk mencari uangnya yang jatuh, sampai seorang pemulung yang kebetulan lewat tak tega melihatnya sehingga tergerak ikut membantu mencarikan uang itu. Usaha yang sangat keras dengan bantuan pemulung tak sia-sia karena akhirnya uangnya berhasil ditemukan yang tampak begitu hitam kental bercampur dengan kotoran got yang belepotan.

“Terima kasih, Bang, ucap Nayna sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan pemulung.

“Sama-sama, Neng, kata pemulung menerima jabatan tangan dengan senyum penuh keramahan. “Kalau jalan hati-hati ya, Neng.

“Iya, Bang, sekali lagi terima kasih atas pertolongannya, ujar Nayna sambil berbisik dalam hati, semoga pemulung itu mendapat pahala dari Tuhan karena mau menolong dirinya dari kesulitan mencari uang yang jatuh di got.

Segera setelah itu, Nayna langsung buru-buru masuk ke dalam keramaian pasar yang letaknya tak jauh dari tempat itu.

Di pasar, Nayla dikenal sebagai anak kecil yang paling pandai menawar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline