Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Rudi Masrukhin

Dosen Bimbingan dan Konseling - Ketua LPPM Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember

Design Thinking dalam Pengabdian Masyarakat Berbasis Riset

Diperbarui: 23 Juli 2023   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pioneer.io

PENGERTIAN DAN AKTUALISASI 

Diantara wujud konsekuensi manusia hidup di dunia ialah berdampingan dengan masalah. Sementara, sebagian orang beranggapan bahwa masalah itu perkara yang harus dihindari bahkan sebisa mungkin dijauhi. Namun faktanya, sebagian lain menjadikan masalah sebagai batu pijakan dalam meraup kemanfaatan, buah ilmu pengetahuan, juga teknologi. Sisi unik manusia sebagai makhluk yang selalu tidak puas dengan solusi hidup, justru bakal memantik inovasi keilmuan dalam meningkatkan taraf hidup seiring dengan laju zaman.

Ilmuwan dan para peneliti adalah sekelompok manusia yang dirundung kegelisahan dan hendak menyibak signs kehidupan di alam semesta.  Melalui kekuatan nalar dan fikir, lahirlah metode ilmiah, yaitu cara sistematis yang digunakan oleh peneliti untuk menyelesaikan suatu masalah. Metode ilmiah diketahui memiliki kriteria sebagai berikut: sistematis, yaitu berurutan; konsisten, yaitu kesesuaian diantara unsur-unsurnya; operasional, yaitu dapat menjelaskan proses penelitian.

Berangkat dari sinilah muncul berbagai metodologi, desain, dan pendekatan yang dimanfaatkan sebagai instrumen analisis dalam memecahkan masalah di berbagai bidang dalam sendi kehidupan, terutama dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis dan riset.  

Salah satunya ialah Design thinking,  merupakan perangkat yang luar biasa untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dan salah satu alat inovasi yang lagi ngetrend saat. Design thinking merupakan proses dalam membuat ide baru dan inovatif yang dipakai untuk memecahkan masalah. Perusahaan konsultasi desain internasional IDEO menjabarkan,

“Design thinking memiliki inti yang berpusat pada manusia (Human Centered), yang dapat mendorong organisasi melakukan inovasi melalui penciptaan produk, layanan, dan proses internal lebih baik dengan memfokuskan pada pengguna/manusia”

Metode tersebut dipopulerkan oleh David Kelley-Tim Brown (pendiri IDEO), serta Roger Martin Metode pengembangan kreativitas dan metode desain dikembangkan untuk pertam kalinya sekitar tahun 1950-an. Pada tahun itu, muncul ide pemikiran desain sebagai sebuah pendekatan untuk memecahkan masalah secara kreatif. John E Arnold, penulis pertama yang mengulas tentang design thinking dalam bukunya yang berjudul “Creative Technique”(1959).

John Arnold lahir di Minneapolis, Minnesota. Arnold mendapatkan gelar bidang psikologi tahun 1934 dari University of Minnesota, MS dalam bdang teknik Mesin tahun 1940 dari Massachusetts Institute of Technology. Selanjutnya, ia bekerja sebagai perancang mekanik. Dari perancang dan peneliti mekanik beralih menjadi pengajar di MIT hingga menjadi Profesor Teknik Mesin  Stanford University.

Latar belakangnya sebagai seorang sarjana psikologi dan teknik mesin membuat pemikiran Arnold menjadi revolusioner. Ia kemudian mengembangkan teknik pemecahan kreatif yang kemudian hari berkembang dan dipopulerkan oleh David Kelley dari IDEO.

Design Thinking dalam membuat inovasi berpedoman pada tiga aspek, antara lain:  

  • Desirability: Apakah produk atau layanan yang akan dibuat masuk akal? Bisa diimplementasikan?.
  • Feasibility: Apakah secara fungsional layak untuk digunakan oleh pengguna, termasuk di masa yang akan datang?
  • Viability: Produk atau layanan yang dibuat apakah bisa menjadi bagian dari model bisnis/organisasi yang berkelanjutan?

Sumber: Ideo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline