Heboh adalah kata yang dapat mengambarkan kedatangan Raja Salman. Bagaimana tidak, bahkan jauh hari sebelum kedatangannya sang raja negara Arab itu sudah membuat gempar masyarakat Indonesia. Antusiasme menyambut kedatangan itu seolah tidak dapat dibendung, hampir setiap orang membicarakan rencana kedatangan Raja Salman, juga dengan sederetan pangeran Arab yang dibawanya. Kedatangan raja dan pangeran Arab ke Indonesia jelas telas membuat masyarakat di Indonesia gagal fokus.
Ada satu kehebohan lagi yang mengiringi kedatangan Raja Salman, tapi kali ini bukan membuat gagal fokus, yang satu ini membuat gagal paham. Ya, gagal paham bagi beberapa kalangan, terutama kaum konservatif Islam garis FPI (keras). Raja Salman melalui Sekretaris Negara menyampaikan undangan resmi kepada Ahok untuk bertemu pada tanggal 2 Maret 2017 nanti. Sontak informasi ini membuat kepala beberapa orang pusing. Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin? Jelas bisa dan jelas mungkin, lah wong undangannya sudah sampai kok.
Ahok telah mencuri perhatian publik internasional, tak terkecuali Raja Salman. Kinerja Ahok yang mampu memperbaiki birokrasi Jakarta telah menjadi buah bibir oleh masyarakat Indonesia. Tentu kita tau masyarakat Indonesia berserak dimana-mana, juga termasuk di Arab. Perbincangan Ahok di kalangan WNI yang bermukim di Arab pun tak pernah sepi, apalagi setelah adanya isu penistaan agama, Ahok makin santer diperbincangkan. Seorang birokrat yang bersih dan cakap harus menghadapi kemelut kasus dugaan penistaan agama Islam. Keadaan itu yang menarik perhatian Raja Salman.
Mungkin kuping beberapa petinggi Islam garis FPI panas melihat kenyataan itu, bahwa Raja Salman mau menemui Ahok yang mereka anggap tidak layak untuk ditemui. Bagi FPI jelas Ahok adalah musuh, musuh yang sah untuk mereka eliminasi keberadaanya. Tapi apakah iya seluruh umat Islam berpikir sebagaimana FPI berpikir? Jelas tidak, bukti nyatanya adalah Raja Salman, raja dari negara yang setiap tahunnya dikunjungi seluruh umat Islam di dunia untuk menunaikan rukun islam, Raja Salman tidak berpikir sebagaimana FPI berpikir. Pada poin ini jelas bahwa Ahok bukanlah seperti apa yang FPI bayangkan. Ahok bukanlah musuh umat Islam. Permusuhan itu hanya cara berpikir FPI bukan umat Islam. Meski FPI itu Front Pembela Islam, bukan berarti Islam itu identik dengan FPI. Islam tidak sempit. Sempit cukup buat ruangan, pikiran dan Islam jangan.
Semoga kunjungan Raja Salman tidak hanya menambah kuota pemberangkatan haji untuk negara kita, tapi juga menambah gagasan kita, bahwa Islam itu tidak sesempit FPI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H