Lihat ke Halaman Asli

Manajemen Sampah Ibukota

Diperbarui: 10 Januari 2017   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://kingreenlife.wordpress.com

Pengelolaan sampah di Jakarta menjadi salah satu yang paling kompleks untuk ditangani. Dengan jumlah penduduk yang padat serta berbagai permasalahan yang ada, Jakarta membutuhkan adanya manajemen pengelolaan sampah yang baik. Selama ini sampah Jakarta bahkan dikelola di wilayah luar Jakarta yaitu di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.

Untuk dapat mengelola sampah secara mandiri maka dibutuhkan manejemen pengelolaan yang inovatif. Calon gubernur dan wakil gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama – Djarot Syaiful Hidayat telah mencanangkan pembangunan incinerator di lima wilayah Jakarta beserta tempat pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF).

Teknologi incinerator tersebut akan diterapkan di tingkat kelurahan dan kecamatan sehingga sampah-sampah bisa langsung dimusnahkan tanpa harus dibawa terlebih dahulu ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Nantinya, Jakarta dapat melepas ketergantungan membuang sampah Jakarta di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantar Gebang, Bekasi.

Menurut Basuki dengan membangun ITF, Pemprov DKI Jakarta dapat menghemat banyak anggaran. Selain itu ia juga mendorong Dinas Kebersihan untuk dapat memiliki ITF sendiri.

"Kami juga tugaskan Dinas Kebersihan membangun ITF. Karena bagi kami, kalau sampah bisa diolah habis di Jakarta, kami akan menghemat uang lebih banyak, salah satunya transportasi," kata Basuki.

Realisasi pertama pembangnan ITF dilaksanakan di wilayah Sunter melalui kerjasama dengan perusahaan asal Finlandia, Fortum Finlandia. investasi proyek ITF Sunter mencapai US$ 220 juta. Selain untuk pengelolaan sampah, ITF Sunter nantinya akan mampu menghasilkan energi listrik dengan kapasitas 40 MW.

Tidak hanya dengan membangun infrastruktur, program jangka panjang pengelolaan sampah Basuki-Djarot juga akan melibatkan partisipasi masyarakat. Caranya dengan pendirian Bank Sampah di tingkat RT/RW agar warga menjadi terbiasa memilah sampah sebelum dibuang sehingga memungkinkan untuk didaur ulang. Program Bank Sampah ini selain dapat mengurangi jumlah sampah di Jakarta, juga dapat menguntungkan masyarakat. Ke depannya, transaksi bank sampah akan menggunakan sistem non tunai dan terkoneksi langsung dengan portal Jakarta Smart City.

Dengan adanya manajemen pengelolaan sampah yang sinergis dan terpadu, nantinya misi dari Basuki-Djarot untuk menjadikan Jakarta bebas sampah 2020 akan dapat tercapai. Oleh karena itu program yang telah dicanangkan harus bisa sustainable dan dilakukan secara berkala dan konsisten.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline