Kampanye memang senjata utama mendongkrak popularitas, namun tidak diperkenankan mendompleng instansi tertentu. Baru-baru ini terjadi kasus yang cukup menggemparkan, tim PPSU (Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum) atau lebih dikenal dengan ‘Pasukan Oranye’ foto bareng spanduk Agus-Sylvi.
Sorotan Bawaslu segera menuju kesini, mereka yang masih mengenakan pakaian dinas namun terlibat kampanye tentu tidak diperkenankan sesuai peraturan pemilu. Kejadian ini sontak menyebabkan diskorsing ke-63 pasukan oranye yang kedapatan dalam foto tersebut.
Skorsing ini mengundang prihatin sejumlah pihak, Djarot salah satunya. Bagi Djarot pasukan oranye hanyalah korban permainan politik praktis. Didalam foto terlihat para pekerja PPSU menaikin alat berat sambil mengacungkan jari. Pimpinan PPSU sudah memperingatkan dua kali sebelum melaporkannya pada Gubernur plt Sumarsono.
Sumarsono menilai adanya penyalahgunaan profesi dan juga fasilitas kerja yang membawa-bawa simbol Pemprov DKI. Sumarsono menindak tegas dengan alasan kampanye praktis yang melibatkan PPSU merupakan pelanggaran keras dalam proses kampanye. Menurut kesaksian pimpinan PPSU mereka beramai-ramai ikut berfoto di alat berat sambil berteriak-teriak selama proses foto berlangsung.
Djarot menyayangkan putusan skorsing sampai akhir kontrak tanpa digaji terhadap pasukan oranye, bagi Djarot pasukan Oranye tidak tahu apa-apa dan hanya diajak oleh pihak tertentu. Djarot meminta Bawaslu menelaah kasus ini dengan seksama agar kejadian ini bisa dipertanggungjawabkan. Djarot menekankan usutan Bawaslu harus segera dilakukan agar PPSU tidak menjadi korban semata dari ajakan-ajakan kampanye tidak bertanggung jawab.
Kesaksian mengejutkan datang dari Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adjie. Isnawa bersaksi bahwa mantan pegawai dinas kebersihan yang tidak dia sebutkan namanya mendatangi pasukan oranye. Mantan pegawai ini dipecat karena pernah melakukan pemotongan upah, yang mengejutkan dia adalah satu Tim Sukses Agus-Sylvi. Dia mendatangi pasukan oranye dan mengajak mereka berfoto ramai-ramai sambil mengusung spanduk kampanye Agus.
Sikap Djarot yang menghimbau Bawaslu bertindak seadil mungkin ini perlu ditiru, sebagai pejabat publik tidak bisa memberikan pernyataan dan tindakan tanpa pertimbangan dan variable yang cukup. Apalagi dalam kasus ini belum jelas duduk perkara dan penyebabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H