Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Maulana

Freelancer

Mewujudkan Implementasi Kurikulum Merdeka dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

Diperbarui: 12 Maret 2023   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri: Siswa SMP Negeri 2 Tenggarong saat belajar di kelas.

Kurikulum Merdeka dan istilah Merdeka Belajar menjadi perhatian bagi dunia pendidikan saat ini. Kurikulum Merdeka merupakan sebuah konsep pendidikan yang diusulkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 2020 sebagai sebuah bagian upaya untuk merombak sistem pendidikan nasional. Konsep Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengubah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pendekatan yang berpihak pada murid. 

Kurikulum Merdeka itu berawal ketika ide Pemerintah dalam menyerukan reformasi dalam dunia pendidikan yang ingin berfokus pada keterampilan dan kompetensi yang relevan dengan dunia kerja dan perkembangan teknologi. Sehingga di tahun 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia membentuk sebuah tim ahli yang bertugas merancang konsep Kurikulum Merdeka.

Perkenalan saya dengan Kurikulum Merdeka dimulai  saat menjalani Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pra Jabatan tahun 2022 gelombang pertama. Dimana, program tersebut bertujuan membentuk calon seorang Guru yang profesional, beradab, adaptif, kreatif dan kompetitif.

Saat mendapatkan jadwal perkuliahan, perhatian saya tertuju pada salah satu mata kuliah yaitu pembelajaran berdiferensiasi. Sebuah istilah baru yang asing bagi saya. Saat mengawali perkuliahan dengan materi ini, pikiran saya terus bertanya-tanya, apa tujuan mata kuliah tersebut bagi calon guru seperti saya nantinya.

Saat menerima materi tentang pembelajaran berdiferensiasi saya mendapat kesempatan menerapkannya dalam praktik pengalaman lapangan (PPL) di sekolah yang sudah ditetapkan. Betapa bersyukurnya saya, melalui pembelajaran berdiferensiasi alur Kurikulum Merdeka dapat dengan mudah dipahami dan diterapkan dengan baik.

Lalu, apa itu pembelajaran berdiferensiasi? Berdasarkan referensi modul pembelajaran PPG Pra Jabatan 2022 Kemendikbudristek RI melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, pembelajaran berdiferensiasi yaitu strategi pembelajaran yang menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan belajar dan gaya belajar siswa. Kombinasi kedua konsep ini dapat membantu mewujudkan pendidikan yang lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa.

Saya sendiri menyadari saat melakukan praktik pengalaman di sekolah, pendidikan hari ini memang harus lebih adaptif dengan kebutuhan belajar peserta didik di kelas. Kondisi dan minat belajar mereka juga beragam. 

Hal tersebut memang secara alamiah terjadi, oleh sebab itu dengan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru seperti saya dituntut untuk bisa memusatkan perhatian kepada peserta didik dan memenuhi kebutuhan belajar mereka. Dengan begitu, peserta didik dapat dengan mudah mengerti dan tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal.

Bagaimana Penerapan Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka?

Segala peningkatan kompetensi Guru dan alur dari sistem pendidikan selalu akan bermuara pada tujuan utama yaitu menjadikan peserta didik Indonesia memiliki nilai-nilai Pelajar Pancasila yang luhur yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, kreatif, bernalar kritis serta mandiri.

Berkesempatan bertemu siswa-siswi dalam praktik pengalaman mengajar menjadi hal yang tidak pernah saya lupakan. Berikut pengalaman penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang telah diterapkan di sekolah pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline