Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Maulana

Freelancer

Diambang Kepunahan Pesut Mahakam

Diperbarui: 22 Juli 2020   11:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: ptes.org

Pesut mahakam merupakan sejenis hewan mamalia yang sering disebut dengan lumba-lumba air tawar. 

Namun berbeda halnya dengan mamalia sejenis ikan paus yang hidup hanya di laut melainkan pesut mahakam hidup di daerah tropis yang memiliki sungai dan uniknya pesut ini hanya bisa ditemukan di tiga  sungai yang ada di dunia yaitu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, Indonesia. Lalu Sungai Mekong dan Sungai Irawady.

Pesut banyak ditemukan di daerah pedalaman sungai mahakam seperti Muara Kaman, Kota Bangun dan beberapa desa-desa kecil dipinggir sungai mahakam seringkali melihat pesut.

Populasi pesut mahakam kini semakin hari seakan menurun. Padahal satwa langka ini dilindungi oleh Undang-Undang No.5 Tahun 1990 dan sudah menjadi lambang Propinsi Kalimantan Timur.

Banyak faktor-faktor yang menyebabkan berkurangnya populasi pesut mahakam. Sebab ditinjau dari berbagai aspek sungai mahakam mengalami penurunan kualitas air, terdapat banyak industri-industri pertambangan atau perkebunan yang langsung berhubungan dengan sungai. 

Jika pertambangan melalui kapal-kapal pengangkut batu bara sering melalui sungai yang membawa muatan diambang batas minimum banyak juga perkebunan yang membuang limbah langsung pada air tawar.

Akhir-akhir ini pesut ditemukan mati dalam dua tempat berbeda yaitu di kecamatan Muara Kaman dan Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. 

Khusus untuk Muara Kaman menurut penuturan Innal Rahman sebagai Pembina Komunitas Save Pesut Mahakam bahwa kematian pesut mahakam ditemukan oleh warga yang bangkainya sudah nampak lama namun tidak ditemukan penyebab fisik terkena benturan dengan baling-baling kapal perahu atau terjerat renggae (alat menangkap ikan) nelayan setempat. 

“Tidak ada indikasi kematian karena terjerat jaring maupun bekas tabrakan. Panjang badan 233 cm, diameter badan 128 cm, jenis kelamin diperkirakan betina” ungkapnya. 

Menurut Innal Rahman kuat dugaan ini akibat usia yang sudah tua dari pesut mahakam sendiri, sebab usia bertahan hidup pesut mahakam hanya kurang lebih 30 tahun. 

Sedangkan untuk Muara Badak masih dalam pengamatan. Ini sudah menandakan pesut mahakam diambang kepunahan. Bukan tidak mungkin nanti generasi 10 tahun ke depan akan hanya bisa melihat pesut mahakam dalam cerita dan patung serta lambang daerah di Kalimantan Timur. Semoga peran semua pihak dapat menjaga dan melestarikan pesut mahakam semakin baik lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline