Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Kurniawan

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Kesuksesan Inovasi Pengelolaan Sampah di Banyumas, DLH: Ini Hasil Kolaborasi!

Diperbarui: 2 Juli 2024   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dokpri Wawancara bersama DLH Banyumas secara luring (27/05/24)

Yogyakarta (26/6/24). Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan penelitian mengenai kolaborasi dari inovasi waste management di Kabupaten Banyumas. Pada kesempatan kali ini kami melakukan wawancara bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas.

Kunjungan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menjadi salah satu dari tujan kami untuk melakukan riset terkait inovasi waste management. DLH menjadi stakeholder yang menjadi koordinator dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di Banyumas, sehingga perannya yang begitu penting sangat berpengaruh terhadap upaya dalam penanggulangan sampah di Banyumas. Bidang Persampahan menjadi pelaksana inovasi dan berperan aktif, sehingga dapat terbentuknya pengelolaan sampah yang standar di Banyumas.

"Sehingga waktu itu setelah ditutupnya TPA landfill, Banyumas mulai darurat sampah sampai pada akhirnya Bapak Bupati itu berinovasi membangun TPST. Nah awal mula dibangun TPST 5 TPS Mas dibiayai menggunakan anggaran APBD. Yang ada di gunung tugel itu juga dulu TPST, lalu yang ada di sumpiuh TPST, dulu wilayah sumbang Banyumas barat ada di makmur dan setelah itu dibangun lah TPA BLE sebagai muara akhir persampahan di Banyumas " Ujar Ridlo, selaku Staf Bidang Persampahan DLH Banyumas yang menjelaskan awal mula inovasi membangun TPST di Banyumas setelah ditutupnya TPA, Senin, (27/05/24).

Dinas Linkungan Hidup telah berupaya dalam penanggulangan sampah dengan membangun TPST dibeberapa titik daerah yang menghasilkan banyak sampah dan adanya pembangunan TPA BLE. Namun, hadirnya bangunan saja tidak akan bisa maksimal dalam penanggulangan sampah apabila tidak adanya kolaborasi antar stakeholders. Perlunya kolaborasi dalam pengelolaan sampah sangat dibutuhkan DLH guna memudahkan pemilahan dan pengelolaan sampah, sehingga perlunya kolaborasi terhadap masyarakat, pengusaha, pihak swasta, serta pemerintah sangat berpengaruh terhadap pengelolaan sampah di Banyumas.

"Pokoknya pengelolaan sampah itu benar-benar harus terintegrasi dari hulu, tengah, hilir didukung oleh pemerintah eksekutif, legislatif serta dari swasta. Tanpa dukungan dari 3 pendukung tersebut tidak akan jalan. Kita DLH itu hanya pelaksana Mas karena tupoksi kita DLH itu hanya bidang ini pengolahan persampahan" Ujar Ridlo, selaku Staf Bidang Persampahan DLH Banyumas yang menjelaskan tentang perlunya kolaborasi dari berbagai sector, Senin, (27/05/24).

Harapannya setelah adanya wawancara dan kunjungan kami ke DLH, data dan informasi yang didapatkan dapat kami olah sehingga hasilnya nanti dapat memberikan masukan dan saran agar terciptanya optimalisasi inovasi waste management di Kabupaten Banyumas melalui model kolaborasi yang efektif dan efiseien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline