Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Kurniawan

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PKM-RSH UMY Meneliti "Kolaborasi dalam Optimalisasi Inovasi Waste Management di Banyumas"

Diperbarui: 15 Juni 2024   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim EcoFusion PKM-RSH UMY Melakukan Diskusi

Yogyakarta(15/6/24). Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan penelitian mengenai inovasi waste management di Kabupaten Banyumas, tim ini bernama EcoFusion yang melakukan penelitinan secara spesifik mengenai kolaborasi yang dijalankan dan membuat konsep kolaborasi dalam melakukan optimalisasi inovasi waste management di banyumas.

Fenomena sampah di kabupaten banyumas menjadi awal mula lahirnya inovasi waste management. Berawal dari menumpuknya sampah di sejumlah titik di kabupaten banyumas, yang menyebabkan dampak baik sosial maupun lingkungan sehingga menciptakan tantangan dalam penaggulangannya. Hal ini dibuktikan dari data SIPSN KLHK bahwa kabupaten banyumas termasuk sebagai daerah penyumbang sampah terbanyak ke-2 di Jawa Tengah dengan total sampah sebesar 651,19 Ton pada tahun 2023.

Pemerintah Kabupaten Banyumas awalnya telah memiliki beberapa upaya dalam penanggulangan sampah. Misalnya seperti pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) landfill, gerakan memilah sampah, dan Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Sementara Berbasis Raduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Namun, dalam implementasinya berbagai upaya tersebut belum maskimal dan justruh menimbulkan konflik antara pemerintah dan masyarakat.

Hal ini dikarenakan masyarakat berasumsi bahwa pembangunan TPA landfill dan TPS3R belum bisa menyelesaikan persampahan di Banyumas. Masyarakat juga beranggapan bahwa pembangunan tersebut dapat menimbulkan bau yang tak sedap sehingga dapat mengganggu kehidupan bermasyarakat

Dalam mengatasi permasalahan sampah di Banyumas, pemerintah kabupaten banyumas membuat inovasi pengelolaan sampah yang terintegerasi berupa aplikasi Jek-Nyong, Aplikasi Salinmas, dan TPA Berbasis lingkungan dan Edukasi (TPABLE). Inovasi ini tentunya memerlukan sinergi antar sector agar dapat memaksimalkan inovasi yang sudah dilakukan. Sinergi yang dibangun pemerintah dikarenakan adanya keterbatasan baik dari segi sumberdaya manusia, teknis maupun financial. Akan tetapi sinergi ini hanya terbangun dari sector pemerintah, swasta, dan masyarakat sehingga masih belum optimalnya kolaborasi. Kolaborasi ini juga memiliki risiko dalam kolaborasinya.

Oleh karena itu, penelitian ini ingin melihat sejauh mana optimalisasi kolaborasi yang dijalankan dan sejauh mana risiko kolaborasi yang ada. Kami dari tim EcoFusion ingin meneliti lebih jauh terkait actor kolaborasi dan membuat sebuah konsep management risiko kolaborasi agar nantinya terciptanya optimalisasi inovasi waste management di Kabupaten Banyumas.

( TIM PKM RSH UMY - Akhmad Kurniawan )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline