Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa dan Idealisme dalam Pemilu

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti yang sudah banyak dibicarakan dan dikoar-koarkan bahwa mahasiswa adalah agent of change dan agent of social control. Banyak bukti sejarah mengatakan bahwa mahasiswa ataupun pemuda punya andil besar dalam perubahan bangsa maupun sistem pemerintahan.

Di Indonesia sendiri, sejarah berulang kali terjadi dan mahasiswa punya peran disitu. Seperti runtuhnya rezim orde lama digantikan rezim orde baru dan kemudian peristiwa reformasi. Ada banyak catatan sejarah yang mengatakan bahwa peran mahasiswa dan pemuda yang menjadi ujung tombaknya.

Banyak yang mengatakan, bahwa idealisme seseorang sangat tinggi ketika ia masih berada dalam lingkungan kampus yakni mahasiswa. Karena mahasiswa dianggap tidak mempunyai kepentingan apapun dalam hal politik. Mahasiswa masih dianggap netral oleh masyarakat. Oleh sebab itu mahasiswalah yang seringkali menyuarakan aspirasi-aspirasi masyarakat ataupun mengontrol kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak pro rakyat.

Namun apakah idealisme-idealisme semacam itu masih berlaku dalam moment pemilu kali ini? Apakah kekritisan mahasiswa masih ada ketika mereka dihinggapi kepentingan-kepentingan partai politik atau tim sukses yang secara langsung ikut melibatkan mereka?

Saya melihat idealisme mahasiswa sekarang semakin menipis dan lebih mementingkan pragmatisme belaka, asal dirinya untung maka persoalan idealisme sudah terabaikan. Namun, dari kacamata yang lain saya masih percaya bahwa mahasiswa masih memegang peranan penting untuk mengupayakan perbaikan dalan jajaran birokrasi pemerintahan maupun dalam sosial masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline