Lihat ke Halaman Asli

AKHMADI

Guru SMP Negeri 44 Jakarta

Ilmu dan Akhlaq

Diperbarui: 23 Juni 2024   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri 

Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan sering kita dipertunjukkan/dipertontonkan oleh hal hal yang buruk, perkataan yang kotor, perilaku yang menyimpang, perbuatan yang merugikan termasuk korupsi, kolusi dan korupsi (KKN), baik dilakukan oleh manusia biasa, pengusaha bahkan pejabat negara.

Dalam konteks ilmu Islam, seseorang yang pintar tetapi tidak berakhlak dianggap tidak mencapai kesempurnaan dalam iman dan amal. Kepintaran atau kecerdasan tanpa diiringi akhlak yang baik tidak cukup untuk menjadikan seseorang hamba yang baik di mata Allah SWT. Islam sangat menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu dan akhlak.

  • Ilmu dan Akhlak dalam Islam: Islam mengajarkan bahwa ilmu yang dimiliki seorang Muslim harus membawa kepada peningkatan iman dan amal shaleh. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama" (HR. Bukhari dan Muslim).Namun, ilmu yang tidak disertai dengan akhlak yang baik akan membawa kepada kesombongan dan perilaku buruk.
  • Pentingnya Akhlak dalam Islam: Akhlak merupakan bagian integral dari agama Islam. Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, seperti yang beliau katakan: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad). Ini menunjukkan bahwa tanpa akhlak, seseorang belum sepenuhnya memahami dan mengamalkan ajaran Islam meskipun ia memiliki ilmu yang luas.
  • Akibat Ilmu Tanpa Akhlak: Dalam Al-Qur'an, Allah SWT mencela orang-orang yang berilmu tetapi tidak berakhlak. Sebagai contoh, dalam surat Al-Jumu'ah ayat 5, Allah SWT berfirman: "Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amat buruklah perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim." Ayat ini menggambarkan orang-orang yang memiliki ilmu (dalam hal ini Taurat), tetapi tidak mengamalkannya dengan baik, yang diibaratkan seperti keledai yang membawa kitab-kitab tebal namun tidak memahami isinya.
  • Contoh dari Hadits dan Sirah: Ada banyak hadits yang menggambarkan betapa pentingnya akhlak dalam Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda:  "Yang paling berat di timbangan pada hari kiamat adalah akhlak yang baik." (HR. Tirmidzi).Ini menunjukkan bahwa akhlak yang baik adalah salah satu amalan yang paling dihargai di sisi Allah SWT.

Kesimpulannya, dalam Islam, kepintaran atau ilmu yang tidak disertai dengan akhlak yang baik dianggap tidak sempurna. Seseorang yang berilmu tetapi tidak berakhlak mungkin tidak akan mencapai keberkahan dari ilmu yang dimilikinya, dan bahkan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Akhlak yang baik adalah manifestasi nyata dari pemahaman dan pengamalan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline