Lihat ke Halaman Asli

Mari Dengarkanlah Suara Alam

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kasih,,, lepaskan genggam tanganmu
biarkan jemariku menari bebas
melukis sayap-sayap bidadari

aku tak mau lagi bergantung
pada senyummu yang ambigu
: sebenarnya kau mencintaiku apa tidak?

tak perlu lagi kita bermalam minggu
bila hanya membunuh waktu
menghamba kepada nafsu

mari dengarkanlah suara alam
melodi petikan gitar pengamen jalanan
dan derap langkah tanpa arah si tuna wisma

kasih,,, kemana sebenarnya akan kau bawa otakku
bila pikiranku sarat berisi aku dan kamu
dan aku dan nafasku bertemu nafsumu

kita sudahi saja... lalu kembali mengkaji
: orang tua, kerabat, handai taulan
harusnya lebih penting dari pacar

mereka memang wajib dipentingkan
ketimbang teman kencan yang kelak belum tentu
menjadi ayah atau ibu anak-anakmu

mari dengarkanlah suara alam
gemuruh tangisan bayi-bayi lapar
dan nyanyian galau kaum pengangguran

http://balafajar.blogspot.com/2011/12/mari-dengarkanlah-suara-alam.html




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline