"Memasuki musim politik tahun 2023 sampai dengan tahun 2024, menjadi momen yang cukup menarik untuk disimak, pasalnya tangan penjang dari presiden Joko Widodo, yakni lembaga yang mengurusi perihal pemberantasan korupsi, tengah menjadi sorotan publik, sebab ada banyak sejumlah pejabat yang terjaring operasi Tangkap tangan yang di Kritik oleh kader PDI-P, yakni OTT gaya baru"
Mengapa pejabat yang terjaring OTT, disebut dengan operasi gaya baru ? Sebab gerakan dan cara KPK melakukan OTT melalui tangan panjang alias melalui orang lain, sehingga sangat rawan dan sangat memungkinkan bermuatan politis.
Baru-baru ini sejumlah pejabat mulai dilakukan penyidikan pasca tertangkapnya Sehat Tua Simanjuntak yang terjaring OTT dana hibah.
Suap menyuap yang menjerat DPRD Propinsi Jawa Timjr itu pada gilirannya berbuntut panjang, sebab disinyalir memiliki keterkaitan dengan sejumlah pejabat lainnya, termasuk Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang kantornya juga di lakukan penggeledahan.
Operasi tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan sejumlah pejabat dengan gaya baru dan cenderung ada upaya untuk mengkambing hitamkan penerima manfaat, sehingga potongan Bantuan Sosial itu kini kian menjadi blunder.
Operasi Komisi Pemberantasan Korupsi diakhir tahun ini, menjadi fenomena tersendiri, sebab memasuki musim politik yang kian memanas, dimana para elite dan partai politik sangat memungkinkan dengan tangan panjang KPK, sebagai salah satu upaya untuk mendegradasi partai tertentu, bahkan indikasi untuk mendiskreditkan kian terus terjadi.
Wakil ketua DPRD Jatim Fraksi Golongan Karya (Golkar) Sangat Tua Simanjuntak yang terjaring OTT itu dengan nilai korupsi yang begitu besar merugikan negara, dan merembet ke sejumlah pejabat lainnya, menjadi sorotan yang begitu tajam, pasalnya dengan kekuasaan yang melanggar aturan.
Mengapa kasus suap menyuap soal bantuan sosial yang menjadi kewenangan para pejabat itu kian menggila ?
Tentu hal tersebut tidak lepas dari nilai dan kos politik yang kian membesar, dimana tingkat kesulitan ekonomi masyarakat yang kian terpuruk, menjadi salah satu faktor semakin meningkatnya kasus suap menyuap yang terjadi pada sejumlah pejabat negara.
Gurita Suap untuk memperkaya diri