"Situasi dan kondisi politik tanah air yang kian memanas dalam rangka menghadapi pemilu tahun 2024, Presiden Joko Widodo beserta para Relawannya yang masih dalam proses menjaring Capres dan Cawapres, telah memberikan sinyal-sinyal dukungan pada para tokoh elite yang memiliki potensi untuk melanjutkan kepemimpinan beliau untuk menjadi RI 1"
Ditengah kecaman, pro dan kontra para relawan dan pendukung presiden Jokowi mengadakan pertemuan di Stadion Gelora Bung Karno pada Sabtu (26/11), pasalnya para pendukung dan relawan dianggap melakukan pertemuan politik ditengah badai gempa yang sedang melanda kota Cianjur.
Kecaman itu pun tidak hanya di tujukan pada kelompok yang menamai diri mereka sebagai Gerakan Nusantara Bersatu yang merupakan relawan dan para pendukung presiden Jokowi, tetapi banyak kecaman itu juga tertuju pada presiden Jokowi selaku kepala Negara Republik Indonesia.
Satu sisi sebagai kepala Negara, disisi yang lain, persiapan momentum politik juga sudah mulai tersirat soal dukung mendukung salah satu tokoh dan elite politik yang hendak berkontestasi pada pemilu yang akan datang.
Dalam sambutannya presiden Jokowi menyampaikan soal "kerutan di wajah hingga rambut putih karena memikirkan rakyat Indonesia" membuat multitafsir masyarakat Indonesia, sebab apa yang disampaikan seorang kepala Negara cukup kental dengan unsur politik dan dukungan.
Jangan mencari pemimpin yang hanya mau merasakan enaknya AC yang dingin di dalam Istana, namun carilah pemimpin yang mau turun pada rakyat.
Publik pun semakin kuat menafsirkan bahwa Presiden Jokowi hendak menyatukan dua tokoh elite politik untuk maju pada pilpres tahun 2024.
Isyarat Presiden Jokowi menjodohkan Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden merupakan sinyal yang cukup kuat, jika mendengarkan pidato Presiden Jokowi di depan para relawan dan para pendukungnya.
Jangan Mencari Pemimpin yang hanya bisa Menikmati Dinginnya AC di dalam Istana