Lihat ke Halaman Asli

Faisol

TERVERIFIKASI

Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Menyoal Peniadaan PR dan Tambahan Waktu Pendidikan Karakter

Diperbarui: 27 Oktober 2022   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rencana penghapusan Pekerjaan Rumah (PR) bagi siswa dan Penambahan waktu di sekolah, kembali menjadi sorotan, Sumber: tampang.com

"Kebijakan penghapusan Pekerjaan Rumah (PR) ini bermula dari kebijakan Pemkot Surabaya yang meniadakan PR Bagi siswa Sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta adanya tambahan waktu 2 jam untuk pendidikan Karakter"

Pertanyaannya penghapusan seperti apa PR yang hendak ditiadakan, serta penguatan pendidikan karakter yang bagaimana yang hendak ditambahkan selama 2 jam pada anak Sekolah Dasar dan Anak Sekolah SMP ?

Sementara peniadaan PR maupun penambahan jam dengan panjang durasi selama dua jam, juga sama-sama membebani anak, sehingga kebijakan peniadaan PR dan Tambahan waktu di sekolah menuai pro dan kontra, meskipun Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengamini atas kebijakan Pemkot jakarta tersebut.

Kebijakan Pemkot Surabaya tersebut, analisis sementara memang bersifat fleksibel, dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pada satuan pendidikan secara teknis.

Tetapi bukankah dampak yang menjadi kebijakan Pemkot Surabaya ketika diamini oleh mas menteri bukankah akan berdampak secara Nasional, sehingga hal tersebut bisa diikuti oleh daerah lainnya dengan menghapus PR dan menambah dirasi dua jam untuk pendidikan Karakter.

Bukankah meniadakan PR dan menambah Jam masih dalam koridor yang sama-sama masih membebani, sementara penguatan pendidikan Karakter sudah masuk dalam mata pelajaran, seperti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, pelajaran agama, dan pelajaran lainnya yang erat kaitannya dengan peningkatan karakter itu sendiri.

Artinya begini bahwa tambahan waktu mengenai pendidikan karakter pada anak selama dua jam yang diperkirakan menjadi materi pelajaran sendiri, sifatnya cukup parsial, dan tentu para orang tua atau wali murid masih bertanya-tanya, seperti apa konsep dari penguatan pendidikan karakter dalam tambahan waktu yang akan diberikan pada masing-masing satuan instansi sekolah?

Wajar saja jika kebijakan Pemkot Surabaya tentang peniadaan PR sekaligus menambah waktu pembuatan karakter tersebut menjadi sorotan para pihak.

Dilansir dari laman detik.com,(24/10) salah satu pakar pendidikan dan Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof. Dr. H. muchlas Samami menyatakan "Pendidikan karakter yang bagus itu namanya school culture. Yakinlah kalau sekolahannya itu bersih, gurunya santun, jamnya tertib, anak juga ikut (Bersih, santun dan tertib). Disiplin karakter apa, kerja keras, kerja kelompok, kerja sama itu bukan teori. Jadi saya tidak sependapat ada pelajaran karakter ngadek dewe (Berdiri sendiri). Meski itu ke integrasi pelajaran, semua guru berkarakter dan semua pelajaran diberikan ruh karakter," 

Pro dan Kontra Soal peniadaan Pekerjaan Rumah (PR) bagi siswa SD dan SMP

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline