"Dua partai besar yang sudah pernah berkuasa pada era orde lama dan orde baru itu hingga detik ini masih belum mengumumkan Calon Presiden yang akan diusung pada pemilu 2024, publik pun masih menunggu keputusan dua partai itu yang sudah memenuhi ambang batas preseidential Treshold untuk mendorong calon Presiden"
Presiden Jokowi saat berpidato pada HUT Golkar yang ke 58 pada Jumat (21/10) menyisakan tanda tanya dan munculnya banyak spekulasi soal jangan sembrono pilih Capres yang hendak di usung.
Ada yang menterjemahkan bahwa isi pidato Presiden Jokowi sebagai sindiran keras bagi partai Politik yang sudah memiliki jagoan, dan juga sindiran keras bagi partai yang juga masih belum memiliki jagoan.
Bahkan ketua NasDem Surya Paloh dianggap kenal sindir dengan Pidato Jokowi saat foto beliau menunduk saat menghadiri HUT Golkar yang ke 58.
Partai Gerindra sudah Final mengusung Prabowo Subianto yang memungkinkan bagi Gerindra untuk berduet dengan PKB dan Muhaimind Inskandar atau Cak Imin sebagai Cawapresnya.
Begitu pun dengan Surya Paloh yang sudah final mengusung Anies Baswedan dengan berbagai kalkulasi dengan menggandeng PKS dan Demokrat sudah mulai semakin mengerucut.
Tinggal Partai penguasa yakni PDI-P yang sudah memenuhi ambang batas presidential Treshold untuk mengusung Capres dan Cawapresnya, begitu pun dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari PPP, dan PAN yang tinggal menetapkan sosok yang berkualitas dan berintegritas untuk menjadi Capres 2024.
Adakah kemungkinan kejutan dari dua pimpinan partai PDI-P dan Golkar ?
Bicara kejutan sudah pasti keduanya akan memberikan kejutan untuk menyemarakkan panggung politik, karena saat ini momen politik dalam arena yang bebas, sebab tidak ada incumbent, dan jelasnya Presiden Jokowi akan mendorong Capres yang bisa bekerja dan melanjutkan program yang sudah beliau canangkan untuk Indonesia Ke depan.
PDI-P antara Puan dan Ganjar ?