Lihat ke Halaman Asli

Faisol

TERVERIFIKASI

Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Polarisasi dan Politik Identitas Kembali Didengungkan Para Buzzer, Cukup Membahayakan bagi Alam Demokrasi Kita

Diperbarui: 11 Oktober 2022   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Partai NasDem Capreskan Anies Baswedan, Kini ramai NasDem disebut NasDrun, Sumber : fajar.co.id

"Partai Nasional Demokrat (NasDem) telah menjatuhkan pilihannya dengan merekomendasikan Anies Baswedan Sebagai Calon Presiden pada pemilu 2024. Pasca Pencapresan Anies Baswedan pada (03/10) platform media sosial pun dibuat ramai antara pembenci, yang suka dan yang diam saja tidak mau berkomentar"

Pencapresan Anies Baswedan yang juga menuai pro kontra di internal Partai NasDem sendiri, tidak lantas membuat partai besutan Surya Paloh itu ciut, gegara beberapa kader potensialnya di pusat maupun di daerah yang mengundurkan diri.

Dengan keputusan ketua umum partai NasDem yang mencapreskan Anies Baswedan, sebuah pilihan strategis, karena Gubernur DKI Jakarta yang tinggal beberapa hari lagi akan lengser itu sudah mulai pamitan untuk bergerak dan berjuang bersama partai NasDem.

Dalam sepekan ini, Nama Anies Baswedan kian populer, dengan komentar yang pro dan kontra, bahkan hujatan dan cacian yang diterima oleh Anies maupun partai NasDem dengan ejekan NasDrun atau Nasdem Kadrun, merupakan bentuk politik yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan.

Politik identitas atau hujatan yang didasarkan pada rasa tidak suka tidak hanya dilakukan oleh para buzzer berbayar, bahkan para tokoh politik yang tidak menyukai Anies di capreskan oleh NasDem semakin gencar membuat propaganda di berbagai platform media.

Dari yang benci sampai pada yang suka, menjadi fenomena tersendiri akan terjadinya polarisasi, karena serangam buzzer yang kembali membangkitkan politik identitas dengan menjual ayat dan mayat, Serta Politik pencitraan yang disudutkan pada Anies, bahwa beliau sebagai seorang pemimpin yang hanya pintar memperbaharui nama sebuah program menjadi bahan untuk terus digunjingkan.

Ada pepatah yang mengatakan "Dipuji tidak terbang, di caci tidaklah tumbang" kalimat tersebut juga sering diucapkan oleh Anies Baswedan dalam berbagai pertemuan.

Mengapa politik identitas yang ditengarai akan menjadikan bangsa ini terpolar dan akan memecah persatuan dan kesatuan di tengah rakyat yang cukup sulit itu terus dilakukan oleh para buzzer ? 

Jelasnya para buzzer itu mendapatkan upah atau bayaran dengan cara membuat Gaduh, saling caci maki, fitnah dan propaganda negatif lainnya untuk menjatuhkan lawan, sebelum lawan itu memasuki arena pertarungan.

Ketidakdewasaan dalam konstek politik ini masih menjadi tontonan, dan melihat figur secara subjektifitas saja. Kita tidak boleh setuju dengan calon yang sedang disuguhkan oleh partai tertentu, namun tidak lantas harus menghujat hingga menyenggol suku, ras, maupun agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline