"Mencuatnya seorang santri berisinial AM (17) harus meregang nyawa akibat adanya penganiayaan oleh temannya sendiri di pondok Pesantren Gontor Darussalam Ponorogo, menjadi fenomena yang sudah jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, sebab perilaku demikian tidaklah mencerminkan sesuatu yang diajarkan dalam sistem pondok pesantren"
Orang tua mana yang hatinya tidak akan hancur, melihat putra tercinta harus pulang tanpa bergerak, bahkan kematianny ditengarai adanya tindak kekerasan, sehingga para pihak pun masih melakukan pendalaman atas tindakan yang mengakibatkan kematian tersebut.
Satu titik persoalan yang dilakukan oleh oknum sesama santri menjadi sebuah evaluasi yang menyeluruh, terutama bagi Pondok Pesantren tertua di Kota Ponorogo tersebut.
Pondok pesantren yang sudah berdiri puluhan tahun silam, kualitasnya memang sudah tidak diragukan lagi, namun peristiwa yang menyebabkan salah satu santrinya meninggal dunia akibat terjadi tindak kekerasan dan penganiayaan, menjadi sebuah fenomena tersendiri di tengah masyarakat.
Tidak bisa dipungkiri, banyaknya santri yang sudah mencapai ribuan anak yang berupaya menempa diri, mencari ilmu, para orang tua berharap anak-anaknya menjadi generasi masa depan yang berpengetahuan.
Tetapi apalah daya, takdir menjemputnya dengan adanya kekerasan dan penganiayaan, sungguh hal yang cukup miris, peristiwa tersebut terjadi dilingkungan pondok pesantren.
Satu titik perbuatan oknum yang mencoreng nama Lembaga
Santri yang telah melakukan pengeroyokan terhadap AM tersebut saat ini sudah dikeluarkan dari pondok pesantren Gontor Darussalam, sebab apapun bentuknya yang namanya tindak kekerasan dan penganiayaan hingga menghikangkan nyawa tidaklah bisa dibenarkan.
Jelas tindak kekerasan dan penganiayaan tersebut, jauh dari nilai yang diajarkan di dalam pondok pesantren.
Persoalan antar teman hakekatnya sudah biasa terjadi, tetapi melakukan pengeroyokan hingga menghilangkan nyawa, sungguh hal tersebut sudah diluar nalar dan nilai-nilai kemanusiaan.