"Jika bukan karena kasus polisi dengan polisi, sebagai pelaku dan korban, kemungkinan 1x24 jam peristiwa tersebut sudah tuntas sampai ke akar-akarnya, tetapi konsteknya berbeda, karena antar polisi bukanlah kasus yang biasa"
Seringkali kita mendengar akan tiga hal yang tidak asing di telinga kita, yakni tentang Tahta, harta dan wanita, kerap membuat lupa akan segalanya.
Dari berbagai sumber berita yang menyebar baik online maupun ofline sudah cukup banyak yang menduga-duga akan motif terjadinya eksekusi terhadap Brigadir Nofriasnyah Joshua Hutabarat alias Brigadir J.
Mulai adanya dugaan pelecehan seksual, cerita skandal Ferdi Sambo yang disampaikan pada istrinya Putri Candrawati, soal situs judi, dan masih banyak lainnya yang di duga banyak diketahui oleh Brigadir J, sehingga Alm. Brigadir J harus dilenyapkan dari muka bumi ini untuk menghilangkan jejak kejahatan.
Seorang penegak Hukum seperti Kadiv Propam non aktif Irjen Ferdi Sambo yang memiliki pangkat yang tinggi di jajaran Polri, harus kalap dan lupa diri hingga harus melenyapkan orang yang sangat dia sayangi karena sudah dianggap anaknya sendiri.
Sayang seribu sayang, hari nurani sudah tergadaikan pada hawa nafsu syetan, hingga dengan mudahnya menghilangkan nyawa seseorang seperti tanpa beban dosa.
Mungkinkah perilaku yang demikian di sebut psikopat, yang perlu diperiksakan ke dokter spesialis untuk menemukan unsur kelainan ? Mungkin saja itu bisa terjadi.
Karir yang cemerlang, namun disalahgunakan
Untuk mencapai pada posisi seperti Irjen Ferdi Sambo, cukup banyak dan masih antri, bukan hanya ratusan tapi sampai ratusan orang yang ingin menduduki jabatan seperti sang Jenderal.