"Kita semua tahu bahwa dunia anak adalah bermain. Ada beragam mainan yang diminati oleh anak, tanpa harus menggeneralisir kesukaan anak yang cenderung berbeda satu sama lain"
Dalam proses belajar mengajar, tentu kita sering menghadapi anak yang fokusnya masih belum terarah, apalagi anak yang masih di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Anak yang masih duduk di tingkat PAUD, proses belajar adalah bermain sambil lalu lalu belajar, seperti apa konsep bermain sambil belajar?
Tentu saja masing-masing guru memiliki cara dan trik yang berbeda untuk mendidik anak yang fokusnya masih bermain.
Anak jika di ibaratkan kertas putih, tentu mereka masih sangat polos, sehingga seorang guru dituntut untuk mengisi ruang yang polos tersebut dengan cara persuasif dan kreatif.
Sudah tidak lazim di zaman digital ini, proses pendidikan terhadap anak dengan cara-cara yang konvensional, apalagi dengan melakukan pressure yang cenderung menyakiti anak secara psikologis, tentu saja hal tersebut tidaklah dibenarkan.
Seorang guru harus memahami betul pada masing-masing peserta didiknya, terutama pada aspek psikologis yang melatarbelakangi anak itu sendiri.
Sebab tidak bisa dipungkiri anak didik yang datang ke sekolah, dilatarbelakangi oleh tekanan psikologis orang tuanya, sehingga ketika menghadapi proses pembelajaran, justru anak malah uring-uringan, dan konsentrasinya tidak menentu, tentu seorang guru tidak boleh memaksakan kehendaknya terhadap anak itu sendiri.
Oleh karena itu, tujuh cara ini bisa menjadi rekomendasi bagi guru untuk melatih dan mendidik anak-anak untuk lebih giat lagi belajar.