"Semakin menghangatnya konstalasi politik Nasional dan sebagian tokoh Nasional yang mulai safari politik, mengindikasikan dinamika politik pada pemilu 2024 semakin gencar"
Memang terlalu dini para tokoh Nasional untuk mendeklarasikan diri sebagai Capres maupun Cawapres, akan tetapi geliat politik itu sudah mulai nampaik dari sekarang, di tambah lagi dengan dikeluarkannya hasil survey yang di lakukan oleh lembaga survey, yang menunjukkan elektabilitas dan kapabilitas para tokoh Nasional untuk mencalonkan diri.
Para tokoh Nasional mulai dari para menteri dan para ketua umum partai yang memulai membranding dirinya yang memang ditokohkan oleh para kader dan pendukungnya.
Sejauh ini survey yang muncul masih ada tiga tokoh yang berada di papan atas, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Ketiga tokoh tersebut dibeberapa lembaga survey menunjukkan elektabilitas yang cukup bagus, salah satunya survey yang di keluarkan oleh Indikator yang menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo mendapatkan perolehan 18,7%, Menhan Prabowo Subianto, 16, 8%, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan berada di posisi ketiga yakni 14,4%.
Tingginya angka hasil survey yang di miliki oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuat sejumlah partai membuka tangan untuk menerima pak Ganjar dalam konstestasi politik 2024, karena Ganjar di sinyalir seperti anak tiri di dalam partainya sendiri.
Sementara ini Golkar dan NasDem siap menerima dan menjadi kendaraan politik dalam kontestasi pemilu 2024 yang akan datang.
Disisi yang lain, Gubernur Jateng ini masih malu-malu dan belum terbuka akan hal tersebut, karena pemilu masih cukup jauh untuk dilaksanakan.
Sebagai pejabat publik Ganjar tentu masih belum mengatakan Yes or No, tetapi silaturrahmi ketum Golkar dengan Ganjar Pranowo menjadi salah satu simpul, bisa jadi Ganjar akan di Akuisisi oleh Golkar.
Mengapa harus di akuisisi Golkar, sementara Ganjar Pranowo sendiri merupakan kader Ideologis PDI-P, apa tidak semakin meradang elit politik dari partai berlambang moncong putih itu, jika kadernya "diculik" di bawah pohon beringin.