"Azis Syamsuddin wakil ketua DPR RI fraksi partai Golkar harus menerima kenyataan pahit, yang telah menyeretnya pada pusaran kasus suap Dana Alokasi Khusus (DAK) di Lampung tengah "
Ironi pejabat negeri ini yang harus terjerumus pada pusaran suap dan korupsi, sehingga harus menerima akibatnya karena telah merugikan uang Negara.
Dalam konstek ini tidak sedang ingin menjustifikasi seseorang, namun melihat realitas yang terjadi dilapangan.
Politisi Azis Syamsuddin sebagai wakil ketua DPR RI, meruapakan politisi Golkar yang identik dengan seragam kuningnya.
Partai yang berlambang beringin itu, merupakan kendaraan politik Azis Syamsuddin, untuk mencapai kekuasaan tertingginya, hingga beliau sampai menjadi seorang pejabat yang di amanahi sebagai wakil ketua DPR RI.
Namun sayang sekali jabatan yang sudah diperoleh dengan susah payah, harus berakhir dengan kasus suap yang telah merugikan negara, bahkan Azis sekarang sudah di nonaktifkan oleh partai yang telah membesarkan namanya, karena statusnya. Sebagai tersangka.
Problem suap menyuap, gratifikasi dan korupsi masih menjadi problem akut di Negeri ini, jika sebelumnya kasus suap itu menimpa politisi partai Nasdem Hasan Aminuddin yang juga menjabat sebagai DPR RI, kini penangkapan itu beralih pada politisi Golkar yang juga menjabat sebagai wakil ketua DPR RI.
Apa memang tidak bisa terpisahkan antara Harta, tahta, dan Wanita sebagai sebuah siklus yang bisa menimpa siapa saja.
Ada pepatah yang mengatakan jika senang bermain api, maka bersiaplah untuk terbakar, jika Suka bermain air maka bersiaplah jntjk tenggelam, begitupun jika senang bermain suap-suapan, maka bersiap-siaplah tersedak.
Baca Juga ; mengapa banyak pejabat yang terjaring OTT KPK akhir-akhir ini?