Lihat ke Halaman Asli

Faisol

TERVERIFIKASI

Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Meraihnya dengan Lumuran Darah, Merawatnya dengan Segenap Jiwa dan Raga

Diperbarui: 17 Agustus 2021   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meraihnya dengan tetesan darah, merawatnya dengan segenap jiwa dan raga, ilustrasi : inforakyatindonesia.com

"Hari ini bangsa Indonesia merayakan kemerdekaannya yang ke 76 tahun,  17  Agustus 1945 - 17 Agustus 2021, Sekali Merdeka, tetaplah merdeka" 

Kata Bung Karno "Jasmerah" Jangan sekali-kali melupakan sejarah, dan Indonesia memiliki sejarah panjang untuk mencapai kemerdekaan yang bisa kita rasakan sampai saat ini.

Para patriot yang telah gugur di Medan juang untuk meraih kemerdekaan bangsa Indonesia, bukanlah sekedar isapan jempol belaka, untuk meraih kemerdekaan ini, mereka telah mengorbankan segalanya.

Jangankan harta benda, nyawa pun di berikan pada bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.

Ratusan tahun lamanya Indonesia di jajah oleh bangsa lain, dengan tujuan untuk menguasai, merebut kekayaan alam semesta, serta berusaha mengoyak pluralisme dan keyakinan warganya.

Para syuhada yang telah gugur di Medan Juang untuk meraih kemerdekaan bangsa Indonesia dengan lumuran darah, dan tetesan air mata, hanya untuk mencapai kebebasan dari imprealisme dan kolonialisme yang telah merenggut banyak nyawa rakyat Indonesia.

Lantas setelah kemerdekaan itu tercapai, maka tugas kita semua adalah bagaimana menjaga, merawat, dan Melestarikan kemerdekaan ini dengan segenap jiwa dan raga dari beragam Ideologi yang hendak memberangus Pancasila sebagai Ideologi Negara.

Jika para pahlawan kita dahulu melawan penjajah dengan lumuran darah dan air mata, maka saat ini, kita bisa saja sedang berlawanan dengan saudara kita sendiri yang menghendaki perubahan Ideologi suatu bangsa.

Radikalisme atas nama Agama bergerak secara massif, Pancasila terus di benturkan dengan Islam sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia.

Benturan peradaban inilah yang kerapkali memicu ketegangan antar warga negara, bahkan antar keyakinan yang acapkali tidak bisa kita pungkiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline