Bahasa merupakan alat untuk melakukan komunikasi yang dimiliki oleh makhluk hidup, utamanya adalah manusia sebagai makhluk zoon politicon, yakni makluk yang memiliki akal pikiran, dan saling membutuhkan.
Indonesia sebagai negara yang terdiri dari ratusan pulau, ratusan adat dan istiadat,serta ratusan bahasa daerah yang berkembang merupaka negara yang kaya akan khazanah kebudayaannya.
Dari perbedaan adat budaya, ras, agama, dan bahasa, tetapi mampu bersatu dengan bahasa yang satu, yakni bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional yang memudahkan masyarakatnya untuk saling berinteraksi dengan perbedaan yang saling menghargai dan menghormati antar perbedaan tersebut.
Lahirnya peribahasa yang berkembang di masing-masing daerah, tidak lepas dari berkembangnya adat dan budaya dalam daerah tersebut, dimana peribahasa terlahir dari sebuah peristiwa dan gagasan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Dalam pembahasan saat ini tentang peribahasa masyarakat Madura yang sarat akan makna, dimana Madura sebagai pulau yang memiliki geografis cukup panas dan daerah bebatuan, memang adat dan budayanya berkembang cukup keras, dimana fanatisme terhadap agama khususnya Islam masih sangat kental sekali.
Di bawah ini beberapa contoh peribahasa masyarakat Madura yang sarat akan makna yang dalam.
Pertama
"Aeng sondeng nandha'agi dalemma lembung"
'Orang yang pendiam biasanya banyak ilmu
Kemudian dari peribahasa di atas berkembang lagi bahwa "diam adalah emas". Tapi yang jelas diamnya adalah mengingat Tuhan, bukan diam tanpa suatu alasan.
Kedua