Lihat ke Halaman Asli

Faisol

TERVERIFIKASI

Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Bagaimana Melatih Anak Bertanggung Jawab? Ini Dia Caranya

Diperbarui: 9 Juni 2021   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.seruni.id

"Dalam kehidupan rumah tangga, sebagai lingkungan masyarakat skala mikro, tanpa kehadiran seorang anak, terasa hampa yang menjelma ketidakharmonisan adanya sebuah hubungan".

Anak merupakan aset terbesar dalam sebuah keluarga, ia tidak bisa dinilai atau dibandingkan dengan harta berapapun, karena keberadaannya merupakan amanah dan anugerah dari yang maha kuasa.

Karena anak merupakan sebuah amanah yang dititipkan pada orang tua, maka hendaklah menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga, menumbuhkan cinta dan kasih sayang, mendidik, membimbing, mengarahkan mereka untuk menjadi anak yang Sholeh nan sholehah, yang mengabdi kepada kedua orang tuanya, dan selalu mengabdi pada Tuhannya.

Sebagai orang tua tentu saja memiliki banyak tanggung jawab dan kewajiban merawat, mengasuh, dan membesarkan mereka dengan cara sebaik-baiknya. Karena baik buruk pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara biologis maupun psikis sangat bergantung terhadap pola yang di lakukan oleh orang tua, dan anak akan cenderung meniru perilaku tersebut, karena mereka masih belum mengerti dan belum bisa membedakan antara baik dan buruk.

Kali ini kita bahas bagaimana mendidik anak untuk bertanggung jawab, minimal ia bertanggung jawab pada dirinya sendiri.

1. Mengenalkan dan memberi pemahaman akan rasa tanggung jawab secara langsung 

Lebih efektif memberikan pemahaman pada anak secara langsung, mengingat anak dengan tingkat kepekaan yang tinggi, akan sangat mudahnya meniru perilaku orang tua, sambil lalu memberikan pemahaman akan rasa tanggung jawab dengan contoh nyata.

Pemahaman akan rasa tanggung jawab ini erat kaitannya dengan hukum kausalitas, seperti pepatah mengatakan "Tanam Jagung, pasti akan menuai buah jagung, karena hal tersebut tidak mungkin berubah menjadi buah padi.

2. Ajari anak dengan proses pemecahan masalah

Tanpa adanya sebuah masalah, maka bukan hidup namanya, karena hidup di muka bumi ini sebagai amanah dari yang maha kuasa, tentu saja ada konsekuensi yang harus di hadapi.

Masalah adalah sesuatu yang harus di hadapi dan di selesaikan, anak bisa di beri masalah sesuai dengan kapasitasnya, dan biarkan mereka belajar untuk menyelesaikannya, dengan tetap di kontrol dan di bimbing oleh orang tuanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline