"Sebagai negara agraris dengan jutaan hektar pertanian di Indonesia, Negara mestinya tidak perlu impor masalah beras, karena negara kita sudah sangat cukup untuk swasembada pangan".
Petani merupakan ujung tombak yang telah banyak menghasilkan kekayaan alam yang telah di kelolanya. SDA kita sudah cukup luas menjadi ladang pertanian, meski ada penyusutan dari semakin tingginya tingkat populasi penduduk, dan banyaknya lahan pertanian yang sudah di sulap menjadi gedung-gedung mewah dan bertingkat, serta banyaknya lahan pertanian yang sudah di kavling menjadi perumahan.
Petani sepertinya identik dengan orang pinggiran dan pedesaan, dan di anggap pekerjaan yang dekat dengan hal-hal kotor, namun hakekatnya pekerjaan para petani adalah pekerjaan yang sangat mulia, meski terkadang hasil produksinya tidak berbanding lurus dengan harga waktu di jual.
Menjadi perhatian kita bersama, bahwa Sumber Daya Alam (SDA) sudah mencukupi akan kebutuhan kita dengan catatan di kelola sebaik mungkin, namun yang perlu kita amati bahwasanya peningkatan pengetahuan dan SDM petani kita haruslah tetap di tingkatkan.
Petani tidak identik dengan golongan orang yang umurnya sudah setengah abad, namun pemerintah juga sudah menyaring petani muda, untuk di latih dan dididik, bagaimana mengelola pertanian dengan bantuan alat tekhnologi.
Di lansir dari www.bps.go.id, mengklasifikasi pertanian pada 7 sektor:
1. Tanaman pangan (Padi, Palawija)
Padi merupakan tanaman utama dalam pertanian kita, sebagai penyuplai kebutuhan swasembada pangan. Padi yang di olah menjadi beras ini, merupakan kebutuhan pokok masyarakat kita, sehingga kebijakan pemerintah dalam konstek pertanian sangat menentukan terhadap petani kita.
Dilansir dari www.tribunenews.com, pada bulan Mei 2021, pertumbuhan ekonomi kita semakin menigkat, Nilai Tukar Pertanian pada bulan Mei 2021 disebut meningkat 0,44 persen menjadi 103,39, sedangkan NTUP meningkat 0,48 persen menjadi 104,04 persen.
Peningkatan tersebut sangat baik bagi petani kita, selama hal tersebut di anggap cukup memenuhi kebutuhan secara nasional, tanpa harus impor beras dari luar yang menyebabkan nilai tukar usaha pertanian Kita anjlok.
2. Tanaman Hortikultura