"Baru-baru ini ramai diperbincangkan tentang pemecatan 51 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan dilantiknya 75 pegawai yang lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), menjadi polemik yang di sorot oleh sejumlah kalangan".
Ada apa dengan KPK ?
Pertanyaan mendasar di atas, merupakan pertanyaan kecil dari rakyat biasa, seperti penulis ini, pasalnya Komisi Pemberantasan Korupsi yang memiliki kewenangan menyelesaikan sejumlah persoalan tentang korupsi terkesan di lemahkan oleh pemerintah secara keseluruhan.
51 pegawai KPK yang di pecat dengan kurang hormat bukanlah orang sembarangan, bahkan ada sejumlah tokoh yang memang benar-benar kompeten di bidangnya, namun naas harus di pecat dengan sejumlah alasan yang kurang rasional.
Ada banyak kejanggalan, jika kita amati secara seksama, terutama berkaitan dengan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang mencoba pertentangkan antara Al Qur'an dan Pancasila pilih yang mana ? Bagi seorang muslim dua hal tersebut tidak untuk di pertentangkan, karena Pancasila merupakan saripati dari Al Qur'an yang memiliki nilai-nilai yang sama, sehingga tidak perlu di pertentangkan. Masing-masing isi dari sila ke 1 sampai 5, sudah sangat jelas di Alquran sebagai ajaran sekaligus pedoman bagi ummat Islam.
KPK sebagai lembaga Negara, dan memiliki garis intruksi dan kordinatif secara langsung ke Presiden, justru ada upaya memecah belah, dan di lemahkan oleh para pemangku birokrasi yang membuat undang-undang.
Terlepas apakah hal itu sebuah pengalihan dari kasus-kasus besar yang sedang menerpa para birokrat kita, atau memang ada unsur kesengajaan karena start pacuan politik sudah mulai bergerak.
Baca Juga : Start Berpacu Sudah Dimulai, Akankah PDI-P Kembali Melahirkan Leader Terbaiknya?
KPK di bentuk oleh eksekutif, dan di setujui oleh legislatif sebagai tangan panjang untuk menangani persoalan korupsi di negeri ini, namun saat ini mengapa harus di gembosi sedikian rupa, dengan beragam cara, supaya tidak terlalu garang pada persoalan-persoalan yang sedang ditangani.
Apakah ada kekuatan besar di balik peristiwa pelemahan KPK?
Jelas hal tersebut bagian dari skenario yang tidak bisa di bantah, karena ujung pangkalnya pada pacuan politik menuju suksesi tahun 2024, lantas siapa yang di untungkan?