Pasca Konflik Israel - Palestina, aksi kemanusian terus dilakukan oleh lembaga-lembaga sosial untuk meringankan saudara-saudara kita di Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Pastinya dibukanya donasi kemanusiaan ini di himpun untuk menolong rakyat Palestina yang habis di bombardir oleh zionis Israel. Indonesia sebagai masyarakat yang mayoritas muslim tentu saja ikut berpartisipasi mendonasikan sebagian penghasilannya untuk meringankan saudara-saudara kita di Palestina.
Dari beberapa kelompok yang telah menghimpun donasi untuk Palestina sebagai aksi kemanusiaan, justru di serang habis-habisan, bahkan ironisnya seorang ulama yang telah menghimpun dana tersebut di anggap menyelewengkan, bahkan fitnah tersebut di viralkan di media sosial.
Salah satu ustadz atau ulama yang sudah menghimpun donasi kemanusiaan tersebut adalah Ustadz Adi Hidayat (UAH). Di lansir dari Republika.co.id, UAH siap melaporkan pihak-pihak yang telah membuat fitnah tanpa dasar dan bukti, terkait adanya penggelapan donasi untuk warga Palestina. Memang di ketahui belum lama ini UAH sudah menghimpun donasi senilai Rp. 30,88 M dari masyarakat.
Secara garis besar dana yang terkumpul sebanyak Rp. 30,88 M itu, di salurkan pada Majelis Ulama Indonesia (MUI) senilai Rp. 14,3 M, di serahkan langsung ke Dubes Palestina di Indonesia Zuhair Al-Shun sebesar Rp. 14,35 M, dan Rp.5 M sisanya di salurkan untuk mendukung sarana pendidikan di Palestina.
Mengapa donasi itu di persoalkan, bahkan menjadi trending topik di media sosial, sehingga menjadi kegaduhan seantero jagad Maya? Terlepas benar atau pun salah UAH bukanlah malaikat, Beliau sama seperti kita, manusia, tetapi menebar sesuatu yang tidak memiliki dasar, bahkan tidak ada fakta yang menunjukkan UAH melakukan penggelapan donasi untuk Palestina, Jelas hal tersebut fitnah dan pencemaran nama baik, apalagi UAH adalah seorang ustadz, dan sudah menerangkan bahwa hasil donasi yang sudah di himpun itu, memang betul adanya di distribusikan untuk Palestina.
Jika ingin viral mengapa harus menebar fitnah yang tidak berdasar, dan membuat gaduh, yang berdampak pada tergerusnya kepercayaan masyarakat pada sistem donasi yang sudah di percaya oleh masyarakat.
Dalam konstek ini, penulis memang sengaja tidak menyebut buzzer yang sengaja menghembuskan fitnah tanpa dasar dan data, serta tidak adanya fakta yang menunjukkan adanya penggelapan atas donasi yang sudah di himpun.
Apakah buzzer yang melakukan hal tersebut memang sebuah kesengajaan untuk mengalihkan perspektif masyarakat, atas runyamnya negeri +62 ini, karena selain adanya donasi untuk Palestina, Negara kita sedang terjadi ancaman yang luar biasa, seperti kasus pemberhentian 51 pegawai komisi pemberantasan korupsi (KPK), Karena ada indikasi, bahwa buzer yang telah menyerang UAH di ketahui adalah barisan Pendukung sang Presiden.
Atau mungkin masih ada sederatan persoalan yang memang sengaja untuk di alihkan, karena fokus masyarakat +62, masih fokus ikut serta melakukan donasi untuk meringankan beban saudara-saudara kita di Palestina.
Apapun bentuknya Fitnah itu tidak bisa dibiarkan berlanjut, sebab di samping membuat nama seorang Ustadz tercemar, juga menghambat terhadap program yang sudah di canangkan untuk meringankan beban warga Palestina.