Lihat ke Halaman Asli

Faisol

TERVERIFIKASI

Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Mengenal Tradisi Hari Raya Ketupat

Diperbarui: 18 Mei 2021   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : www.famleradio.co.id

Hari raya ketupat merupakan rentetan pasca hari raya idul Fitri. Hari raya Idul Fitri yang dilaksanakan pada 1 Syawal, sementara hari raya ketupat dilaksanakan pada tanggal 8 Syawal pasca idul Fitri. 

Tradisi ini dilaksanakan oleh ummat muslim, terutama masyarakat Jawa, yang setiap tahun dilaksanakan dengan sambang sanak famili sambil mengantarkan ketupat.

"Menurut H.J. de Graaf dalam Malay Annal, ketupat merupakan simbol perayaan Hari Raya Islam pada masa pemerintahan Demak yang dipimpin Raden Patah awal abad ke-15.

Tradisi pelaksanaan hari raya ketupat ini, ada yang mengisahkan bermula dari sunan Kalijaga dan Sultan Demak Raden Fatah. Sehingga pada saat ini pun tradisi tersebut masih berlangsung dengan cara saling mnegantarkan ketupat pada sanak famili dan tetangga.

Ketupat yang terbuag dari anyaman janur yang masih muda, dan berwarna kuning itu, merupaka tradisi yang baik dari para leluhur. Bahkan di waktu kecil dulu, acapkali di takut-takuti, jika tidak bisa membuat ketupat, maka akan segera disunat. Cerita yang tak masuk akal jika di ingat pada masa sekarang, namun Al hamdulillah, akhirnya bisa membuat ketupat dengan berbagai bentuk yang menarik.

Bentuk ketupat yang beraneka ragam setiap tahun di buat dalam keluarga kami, mulai dari ketupat bawang, ketupat masjid, ketupat sango. Ketupat sango ini biasanya ketupat yang biasa di bawa bepergian yang cukup jauh, sehingga bisa menjadi bekal dalam perjalanan, dan tidak mudah basi.

Bagi ummat muslim Jawa, hari raya ketupat ini memang sudah tidak asing lagi, karena hampir setiap tahun dilaksanakan.

Dengan demikian menjadi tradisi yang semestinya di jaga oleh generasi penerusnya, karena hal tersebut merupakan tradisi yang baik. Tradisi untuk mempererat rasa persaudaraan antar sesama ummat, sehingga menjadi kekuatan dan persatuan antar sesama manusia.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline