Lihat ke Halaman Asli

Faisol

TERVERIFIKASI

Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Bilal Bin Rabah dan Kerinduannya kepada Rosulullah

Diperbarui: 3 Mei 2021   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : www.republika.co.id

Kisah sahabat Bilal Bin Rabah yang merupakan sahabat dekat Nabi Muhammad SAW, konon Bilal bin Rabah ini merupakan seorang budak yang berkulit hitam, beliau berasal dari Habasyah (Etiopia). Perjalanan kehidupa seorang Bilal memang penuh dengan penderitaan, karena beliau memang seorang budak yang bisa diperjual belikan.

Setelah Bilal di bebaskan dari perbudakan, karena beliau memiliki suara yang merdu, maka Bilalemjafi muadzin pada zaman Rosulullah. Suara Bilal yang keras dan melengking tersebut menjadi suara khas tersendiri, Ketika sudah masuk waktunya sholat di zaman Rosulullah.

Konon ketika Rosulullah sudah wafat, Bilal RA sudah tidak mau lagi menjadi muadzin, karena ketika beliau mengumandangkan adzan, kepiluan dan kerinduan pada Rosulullah sungguh menyayat hatinya, bahkan ketika Kholifah Abu Bakar memintanya untuk menjadi muadzin kembali, Bilal Bin Rabah sudah tidak sanggup mengumandangkan adazan, ketika sudah sampai pada bacaan "ashaduanna Muhammad Rosulullah". Suara Bilal menjadi parau dan terbata-bata, dan beliaupun tiada mampu membendung air mata kerinduan pada Rosulullah.

Sumber : Elbaruqy Media

Kerinduan yang membuat pilu dan menyayat hati sepeninggal Rosulullah membuat Bilal Bin Rabah selalu bingung ketika masih tinggal di kotanya Rosulullah (Madinah). Kesedihan itulah yang mendorong Bilal untuk meninggalkan kota itu. Beliau ikut pasukan Fath Islami menuju Syam dan tinggal di Homs, Suriah.

Sudah sekian lama Bilal Bin Rabah tidak mengunjungi Madinah, kota yang penuh dengan kenangan bersama Rosulullah, pada suatu malam Rosulullah datang dalam mimpinya Bilal dan mengatakan "Ya Bilal, Waa Maa Hadzal Jaga" hai Bilal mengapa engkau tidak mengunjungiku, seketika itu pula Bilal pun terperanjat dari tidurnya. Keesokan harinya Bilal pun mensegerakan mempersiapkan diri datang ke Madinah untuk menjenguk Makam Rosulullah Saw, setelah sekian lama beliau meninggalkannya.

Sesampainya di Madinah Bilal bin Rabah bersedu sedan di depan makam Rosulullah, kerinduannya yang begitu dalam, tak mampu tuk membendung air mata kesedihan pasca di tinggal Rosulullah untuk selama-lamanya. Tak lama kemudian datanglah dua sosok pemuda yang datang menghampirinya, beliau tidak lain adalah Hasan dan Husen yang merupakan Cucu Rosulullah. Lalu kemudian Hasan dan Husen memeluk Bilal dan memintanya untuk menjadi muadzin, karena Hasan dan Husen juga sangat merindukan kakeknya itu, yakni Rosulullah Saw, peristiwa itu pun dilihat oleh Sayyidina Umar Bin Khottob, dan Umar Pun memohon kepada Bilal untuk memenuhi permintaan Hasan dan Husein.

Dikala Bilal Bin Rabah mengumandangkan adzan pada waktu itu, penduduk Madinah pun tercengang, dan suara khas itu tentu mengingatkan pada Rosulullah yang telah membawa panji-panji Islam hingga sampai detik ini.

Tetapi di kala Bilal memenuhi permintaan Hasan dan Husein menjadi muadzin, belaiu ketika melafadzkan bacaan di awal masih biasa, namun kemudian setelah sampai pada bacaan 'ashaduanna Muhammad Rosulullah', Bilal Pun tidak kuasa menahan kesedihan dan kerinduan yang teramat dalam itu kepada Rosulullah.

Apa hikmah dan pelajaran yang bisa kita petik dari kisah Bilal Bin Rabah ini, tentu tidak lain adalah karena kecintaannya pada Rosullullah, kerinduannya pada Rosulullah, dan tentunya beliau adalah budak yang dibebaskan dan di muliakan oleh Rosulullah. Sehingga saking cintanya pada Rosulullah, dan kerinduan yang selalu menyayat hatinya, membuat beliau harus meninggalkan Madinah, untuk sejenak saja melupakan kenangan-kenangan bersama Rosulullah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline