Lihat ke Halaman Asli

Faisol

TERVERIFIKASI

Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Pendidikan Humanis: Mengkaji Sistem Pembelajaran dan Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 21 Mei 2016   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : seputarpendidikan003dotblogspotdotcom

Sangat disesalkan banyaknya tragedy yang menimpa generasi muda Indonesia, sebagai generasi yang mestinya harus di perjuangkan untuk menjadi pewaris dari generasi yang lebih tua, tetapi apa mau dikata, berbagai persoalan yang menimpa generasi muda, mulai dari pecandu minuman keras, pil koplo, Narkoba, dan sejenisnya, jelas akan memutus mata rantai generasi sebagai harapan bangsa dan jelasnya menjadi orang yang berguna dan bermanfaat.

Perubahan dan pergeseran zaman ini memang akan memberi dampak pada perubahan kondisi masyarakat Indonesia, mulai dari pola berpikir dan tingkah lakunya sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi zaman yang memengaruhi kehidupan sehari-hari. Jika ada persamaan persepsi bahwa Keluarga adalah pendidikan pertama bagi anak-anak kita, maka pembentukan karakter anak sudah seharusnya terbentuk di dalam keluarga, bagaimana dengan sekolah sebagai wahana pembelajaran? Sekolah adalah tempat di mana anak akan melanjutkan proses belajarnya untuk mengembangkan potensi yang harus di gali, dibina dan di arahkan, sehingga adanya guru Bimbingan Konseling (BK) adalah guru yang semestinya merumuskan konsep pemebelajaran sesuai dengan minat dan bakat anak untuk kemudian dikembangkan, tentu saja setiap guru harus memahami psikologi dasar untuk memahami cara berpikir, keinginan anak.

Anak adalah seorang manusia yang wajib untuk dihargai, mereka adalah anak-anak pintar, mereka adalah anak-anak hebat, mereka adalah anak-anak yang wajib mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa harus melihat latar belakang kehidupannya seperti apa, sehingga justifikasi sepihak tidak kembali terjadi, yang hanya akan membuat tekanan psikologis terhadap seorang anak dan membuat pola serta perilaku negative yang tidak terkontrol baik oleh orang tua, maupun seorang guru. Seringkali sebagai seorang guru kita menjumpai kenakalan seorang anak yang nakalnya luar biasa, tetapi perlu dipahami apa yang dilakukan anak dengan kenakalannya, merupakan bentuk ekspresi dari pemikiran yang perlu untuk dipahami, sehingga orang tua, guru, atau pun orang-orang yang ada dilingkungan sekitar tidak gagal paham terhadap tingkah dan perilaku dari seorang anak.

Selama kenakalan dari seorang anak mampu kita control dan diarahkan pada hal-hal positif, maka hal itu akan menjadi proses perkembangan, dan pertumbuhan anak di lingkungannya. Adanya pendidikan merupakan sarana bagi anak untuk memanusiakan manusia, seperti apa konsepsi memanusiakan manusia ini? Tokoh Pendidikan yang telah melampaui zamannya, Ki Hajar Dewantara dengan konsep “Ing Ngarso Sung Tolodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”, di Depan memberi Teladan, Di tengah member Bimbingan, dan di belakang member dorongan. (Ki Hajar Dewantoro).

Pemerintah pelaksana kebijakan dalam peraturan pendidikan, guru sebagai pelaksana dari proses berjalannya suatu pendidikan, dan orang tua sebagai wali murid yang semestinya mendorong terhadap pola dan sistem pendidikan di Indonesia, harus benar-benar memberi tauladan kepada generasi yang lebih muda, karena generasi muda disamping masih sangat minim pengalaman, dan terkadang dangkalnya pemikiran, acapkali membuat kesalahan fatal, sehingga bimbingan bagi generasi muda yang masih labil sangat di tekankan dalam kehidupan ini, sehingga harapannya suatu saat nanti menjadi  masyarakat baldatun toyyibatun warabbun ghofur suatu masyarakat yang beradab, masyarakat yang berakhlaqul karimah, itulah sesungguhnya esensi dari sistem pendidikan kita, yakni mencetak generasi dengan akhlaqul karimah, iman dan taqwa, serta generasi yang tidak ketinggalan zaman, artinya mencetak generasi yang juga memahami perkembangan tekhnologi.

Dalam implementasinya pendidik juga harus menjadi teladan, mengedepankan cinta kasih dalam proses belajar mengajar, mampu memunculkan rasa empati, mampu memotivasi, menciptakan suasana belajar yang dialogis. Sumber : Tesis M. Mukhlis Fakhrudin, “Konsep Pendidikan Humanis Dalam Perspetif Al-Qur’an

Bagaimana Sistem Pembelajaran di Indonesia?

Pendidikan di Indonesia masih terus melakukan pembanahan de berbagai sector yang menjadi kebutuhan dalam dunia pendidikan, mulai dari prangkat kerasnya, sampai pada perangkat lunaknya, mulai dari infrastruktur, sampai pada pengelola dan kebijakannya. Semua ini merupakan tanggung jawab bersama mulai dari pemerintah yang membuat kebijakan dan arah sistem pendidikan yang baik, Pengelola atau pelaksana pendidikan, dalam hal ini adalah top leader, yakni kepala sekolah yang memiliki peran penting, serta melibatkan wali murid dan masyarakat di lingkungan sekitar untuk ikut serta mengontrol proses berjalannya pendidikan.

Perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada K-13, hakekatnya adalah proses pengembangan dan keberlanjutan dari sistem tersebut untuk membenahi pendidikan kita di Indonesia, sehingga anak-anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak dan pendidikan yang berkarakter Indonesia, Seperti apa berkarakter Indonesia? Yakni menghargai kebhinekaan yang merupakan nilai Asli miliki Nusantara ini, berbeda-beda tapi tetap satu.

Ada beberapa hal sistem yang akan terus dikembangkan dan perlu apresiasi terhadap mendikbud Anis Baswedan, dalam perbincangannya di Coffe Break Tv One, tahun 2014 lalu.

Pertama : Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline