Lihat ke Halaman Asli

Akhmad

Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat

Ketimpangan Pendapatan dan Distribusi Kekayaan dalam Sistem Ekonomi Kapitalis Korea Selatan

Diperbarui: 19 Juni 2024   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Korea Selatan, sebuah negara yang telah mencapai kemajuan ekonomi yang luar biasa, namun sayangnya juga dihadapkan pada tantangan serius dalam bentuk ketimpangan pendapatan dan distribusi kekayaan. Dalam sistem ekonomi kapitalis yang mereka terapkan, ketimpangan ini semakin memprihatinkan dan membutuhkan perhatian serius. 

Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap ketimpangan ekonomi adalah dominasi chaebol atau kelompok konglomerat di Korea Selatan. Chaebol seperti Samsung, Hyundai, dan LG menjadi kekuatan utama dalam perekonomian negara ini. Meskipun kontribusi mereka sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi negara, namun kekayaan dan keuntungan yang dihasilkan lebih cenderung terkonsentrasi di tangan segelintir orang.

Ketergantungan yang kuat pada chaebol mengakibatkan peluang yang tidak merata bagi bisnis kecil dan menengah. Mereka kesulitan menghadapi persaingan yang tidak seimbang dengan chaebol yang memiliki sumber daya yang lebih besar. Hal ini berdampak pada ketimpangan pendapatan antara perusahaan besar dan kecil serta kesenjangan sosial yang semakin melebar. Selain itu, sistem pajak yang tidak merata juga menjadi faktor penting lainnya dalam meningkatkan ketimpangan. 

Beban pajak yang lebih berat bagi kelas menengah dan rendah, sementara sejumlah kecil individu kaya dapat menggunakan celah pajak untuk mengurangi kewajiban mereka. Hal ini berkontribusi pada pertumbuhan ketimpangan yang semakin tajam dalam distribusi pendapatan dan kekayaan. Tidak hanya itu, kesenjangan pendidikan juga menjadi faktor penting dalam ketimpangan sosial dan ekonomi di Korea Selatan. 

Akses terbatas terhadap pendidikan berkualitas dan kesenjangan dalam kualitas pendidikan menghasilkan kemampuan yang tidak merata di antara individu-individu dalam memperoleh peluang ekonomi. Ini membuat lebih sulit bagi mereka yang kurang beruntung untuk memperbaiki kondisi kehidupan mereka.

Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya tindakan dan kebijakan yang komprehensif. Pertama, Pemerintah Korea Selatan perlu memperhatikan regulasi ekonomi yang adil dan proporsional. Peraturan yang ketat diperlukan untuk mengendalikan dominasi chaebol, sekaligus mempromosikan persaingan yang sehat di kalangan bisnis kecil dan menengah. Kedua, reformasi pajak yang lebih adil dan transparan harus dilakukan. 

Diperlukan pembaruan sistem perpajakan yang mengurangi beban bagi kelas menengah dan rendah, sementara seiring itu memperkuat penegakan hukum untuk menghindari pelanggaran atau penghindaran pajak yang tidak etis. Selanjutnya, investasi dalam pendidikan harus menjadi prioritas utama. Penambahan anggaran untuk pendidikan publik bersama dengan program peningkatan kualitas pendidikan akan membantu mengurangi kesenjangan pendidikan dan memberikan peluang yang sama bagi semua warga negara, tanpa memandang latar belakang atau status sosial mereka.

Akhirnya, diverisfikasi ekonomi juga diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada chaebol. Dengan mendorong sektor-sektor baru dan memberikan insentif untuk pengembangan bisnis kecil dan menengah, pemerintah dapat menciptakan iklim yang ramah bagi inovasi dan peluang baru yang merata bagi semua pemangku kepentingan ekonomi. 

Korea Selatan memiliki potensi besar untuk mengatasi ketimpangan pendapatan dan distribusi kekayaan yang ada dalam sistem ekonomi kapitalisnya. Dengan kebijakan yang bijaksana, pendekatan yang adil, dan komitmen yang kuat, negara ini dapat mencapai masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi seluruh warganya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline