Kalau ada yang bilang sepak bola Indonesia penuh drama, saya setuju. Tapi bukan hanya soal timnas yang suka bikin deg-degan, keresahan akan kualitas stadion juga nggak mau ketinggalan. Dan kali ini, spotlight jatuh ke Stadion Candradimuka, Kebumen. Markas Persak Kebumen ini mendadak viral di media sosial, tapi bukan karena prestasi gemilang Laskar Joko Samudro. Melainkan karena kualitas stadionnya yang, duh, miris banget.
Kualitas Kasta 4 Indonesia vs Kasta 9 Inggris: Jomplang Banget!
Pertandingan antara Persak Kebumen melawan Persip Pekalongan pada 8 Januari 2025 di Liga 4 Jawa Tengah menjadi sorotan. Bukan soal hasil skor, tapi kondisi lapangan yang bikin siapa pun mengelus dada. Lapangannya becek penuh lumpur, mirip sawah habis hujan. Kalau musim kemarau? Jangan berharap rumput yang tetap hijau, yang ada tandus dan gersang adalah pemandangan sehari-hari. Netizen sampai-sampai membandingkan Stadion Candradimuka dengan stadion Mangotsfield United, tim kasta ke-9 Liga Inggris. Hasilnya? Jomplang banget.
Bayangin aja, stadion tim kasta 9 Inggris aja sudah punya fasilitas yang mumpuni. Rumputnya hijau, tribunnya rapi, fasilitasnya layak. Sementara Stadion Candradimuka yang jadi kandang Persak Kebumen di kasta 4 Indonesia malah seperti lapangan sepak bola desa yang seada-adanya. Nggak heran kalau banyak yang merasa malu dan sedih melihat kondisi ini.
Rumput atau Lumpur? Lapangan atau Sawah?
Pertanyaan eksistensial ini muncul setelah melihat kondisi Stadion Candradimuka. Saat musim hujan, lapangan jadi kubangan lumpur. Pas musim kemarau, tandus dan kering kerontang. Rumput aja enggan tumbuh di sana, apalagi harapan. Kondisi ini jelas mempengaruhi jalannya pertandingan. Pemain susah berlari, bola nggak mengalir mulus, dan penonton cuma bisa geleng-geleng kepala. "Ini lapangan atau sawah? Mau main bola atau mau tandur?" begitu kira-kira ledekan dari netizen. Ironisnya, ini bukan cuma masalah Stadion Candradimuka. Banyak stadion di Indonesia yang kondisinya serupa, bahkan di kasta tertinggi Liga Indonesia. Mimpi melihat tim daerah berlaga di kasta tertinggi liga jadi terasa jauh kalau kandangnya aja kayak gini.
Infrastruktur yang Terlupakan
Kenapa stadion di Indonesia bisa sampai begini? Jawabannya nggak jauh-jauh dari kurangnya perhatian dan investasi. Sepak bola memang olahraga rakyat, tapi sering kali infrastrukturnya nggak diperlakukan seperti aset berharga. Pemerintah daerah lebih sibuk membangun proyek yang kelihatan mewah di depan mata, tapi melupakan stadion sebagai simbol kebanggaan daerah. Padahal, stadion bukan cuma tempat bertanding. Ia adalah identitas. Stadion yang bagus bisa memotivasi pemain, menyemangati suporter, dan jadi kebanggaan daerah. Kalau stadionnya aja memprihatinkan, bagaimana mau membangun mental juara?
PR Besar Sepak Bola Indonesia
Kondisi ini menunjukkan bahwa pembinaan sepak bola di Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Okelah, semangat tampil di Piala Dunia patut diapresiasi. Tapi pembinaan pemain muda dan infrastruktur jangan sampai dilupakan. Tanpa itu, sepak bola Indonesia hanya akan terus jalan di tempat. FIFA memang punya standar tinggi untuk stadion, tapi kita nggak perlu muluk-muluk. Mulai dari yang sederhana dulu, yaitu rumput yang layak, drainase yang baik, fasilitas dasar yang memadai. Kalau stadion seperti Candradimuka aja sudah layak, suporter pasti senang, pemain juga lebih percaya diri.
Harapan untuk Masa Depan