Lihat ke Halaman Asli

Pertigaan UIN Sunan Kalijaga Simbol Perlawanan Mahasiswa, Sarang Tilang, hingga Ruang Hidup yang Semrawut

Diperbarui: 29 September 2024   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://lpmrhetor.com/demo-hari-buruh-di-pertigaan-uin-semua-pihak-mendadak-beringas/

Di Jogja, beberapa tempat memiliki cerita unik yang tidak hanya sebatas menjadi perlintasan, memiliki latar belakang serta fenomena yang berbeda-beda dan menarik pada setiap tempat yang ada. Pertigaan di depan UIN Sunan Kalijaga adalah salah satunya, tak hanya menjadi titik lalu lintas, pertigaan tersebut juga jadi arena beragam fenomena yang merepresentasikan wajah kota pelajar ini. Di kota yang identik dengan aktivitas akademis dan dinamika pergerakan mahasiswa, Yogyakarta ada satu tempat yang dapat dikatakan sarat dengan simbol perlawanan dan problematika. 

Banyak orang yang menyebutnya dengan berbagai julukan, tetapi mungkin yang paling ikonik adalah sebutan "Pertigaan Revolusi" oleh para mahasiswa. Di balik keramaian dan kepadatannya, pertigaan ini menyimpan problematika dan fakta menarik untuk diperbincangkan. 

Pertigaan UIN Sunan Kalijaga atau beberapa orang menyebutnya Pertigaan Revolusi, ternyata bukan sekadar simpang jalan, melainkan ruang yang menyimpan beragam kisah, mulai dari mahasiswa yang turun ke jalan, pengendara yang apes kena tilang, hingga kemacetan yang tidak berkesudahan.

Simbol Pergerakan Mahasiswa Jogja

Pertigaan ini telah lama menjadi saksi bisu pergerakan mahasiswa Yogyakarta, khususnya UIN Sunan Kalijaga, namun tak dipungkiri terkadang ada kelompok lain juga yang melakukan upaya gerakan yang sama juga. Tak terhitung sudah berapa kali aksi demonstrasi digelar di sini. Mulai dari isu kampus, kebijakan pemerintah, hingga solidaritas nasional, semuanya tercurahkan di pertigaan ini. Tidak heran, Pertigaan UIN ini mendapat julukan "Pertigaan Revolusi".

Julukan tersebut, tentu bukan tanpa alasan, upaya mahasiswa yang menyuarakan aspirasi di tempat ini menjadi simbol perlawanan yang tak tertahankan. Di tengah hiruk-pikuk lalu lintas, suara-suara nyaring dari pengeras suara dan mungkin poster-poster bertuliskan protes mengalir seperti arus Sungai Gajah Wong di dekatnya. Namun, fenomena ini juga memunculkan problematika lain yang kerap dikeluhkan warga, yaitu kemacetan.

Sumber Kemacetan dan Tilang yang Mengintai

Tak dapat dipungkiri, setiap kali aksi berlangsung, kemacetan menjadi tak terhindarkan. Meskipun banyak pengendara yang memahami esensi dari aksi-aksi tersebut, tidak sedikit juga yang merasa dirugikan karena waktu tempuh yang terhambat. Bukan cuma itu, di dekat pertigaan ini juga ada pos polisi yang rajin melakukan operasi tilang. Bagi pengendara yang tidak membawa kelengkapan surat-surat kendaraan, pertigaan ini ibarat ranjau darat yang siap mengintai kapan saja.

Padahal, tak perlu ada demonstrasi atau operasi tilang untuk membuat jalanan di sekitar sini macet. Setiap hari, lalu lintas di pertigaan ini sudah menjadi medan perjuangan tersendiri bagi para pengguna jalan. Mulai dari kendaraan yang melaju dari arah barat menuju kampus, hingga yang datang dari timur melewati jalan utama Solo-Jogja, semua bertemu di titik ini.

Ruang Hidup yang Semrawut

Di sisi lain, penyebab kemacetan lainnya datang dari Sekolah Dasar Muhammadiyah Sapen yang terletak tak jauh dari pertigaan. Setiap pagi dan siang, kendaraan orang tua yang menjemput anak-anak mereka di sekolah tersebut turut menyumbang kemacetan yang memusingkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline