Lihat ke Halaman Asli

Yes Of Course

Pura pura jadi orang

Mengenal Klenteng Tempat Ibadah Tri Dharma Weleri di Kendal yang Berhadapan dengan Mushola

Diperbarui: 25 Maret 2022   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dalam artikel kali ini saya akan membahas beberapa hal tentang agama Khong Hu Chu, tempat ibadahnya, dan beberapa hal di dalamnya. Klenteng ini terletak di suatu desa tepatnya di dukuh Kedonsari, Rt 03 Rw 08, Desa Penyangkringan Weleri, Kabupaten Kendal, Uniknya disana terdapat kelenteng yang berhadapan dengan mushala. Kedua tempat ibadah yang berjarak 50 meter itu adalah salah satu simbol kerukunan antar-umat beragama di Kendal.

Dari beberapa sumber menyebutkan Pada tahun 1976, kelenteng tersebut mulai dipugar dan dibangun. Menurut salah satu pengurus kelenteng Tri Dharma, Lukman Santosa, pihaknya tidak pernah bermasalah dengan umat Islam, meskipun berada di perkampungan yang penduduknya mayoritas memeluk agama Islam.

Disana  hidup rukun dan damai meskipun letak kelenteng itu berhadapan dengan mushala. dan saling menghargai satu sama lain.

Nama kelenteng yang berhadapan dengan mushala itu adalah Tri Dharma. Kelenteng yang sudah ada sejak zaman Belanda itu adalah satu-satunya kelenteng yang ada di Kabupaten Kendal.

Bahkan, kata Lukman, seringkali ia dibantu oleh warga muslim bila ada perayaan besar di kelentengnya.

Dari penjelasan seseorang disana (Lukman) menjelaskan, kelenteng itu diberi nama Tri Dharma karena keberagaman agama Buddha, Kong Hu Cu dan Tao. Menurut Lukman, sebenarnya ketiga agama ini berdiri sendiri, namun ketiganya memiliki hubungan dan saling memengaruhi.

"Istilah Tri Dharma hanya ada di Indonesia. Umat Tri Dharma beribadah di tempat yang sama, yaitu kelenteng," ujarnya.

Kelenteng Tri Dharma, jelas Lukman, memiliki kimsien patung "Baron Skeder" yang berasal dari Eropa, yakni Belanda. Baron Skeder ini hanya terdapat di kelenteng Tri Dharma Weleri.

Gambaran patung Baron Skeder dapat dilihat dari bentuknya, berhidung mancung, perawakannya kecil dan memakai jubah merah. Sedangkan Dewa atau Kongco utama dari kelenteng ini adalah Hok Thian Hian Siang Tee yang berada di altar utama.

Patung Baron Skeder, menurut Lukman, ditemukan oleh petani Grinsing Batang. Patung itu konon berada di dalam batang pohon singkong yang besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline