Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Solikhin

Biotechnologist

Menjawab Konsep Kebetulan Teori Evolusi Darwin

Diperbarui: 2 Januari 2024   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Charlis Darwin dengan buku yang ditulisnya (sumber:freepik)

Teori evolusi saya kenal sejak duduk di bangku SMA kelas 10. Meski saya suka biologi namun saya tidak begitu tertarik dengan teori evolusi saat itu. Saya pertama kali kenal saat mengikuti persiapan olimpiade biologi.

Di perkuliahan berjumpa kembali dengan teori evolusi. Rasanya biasa saja, nothing special dengan teori tersebut. Bedanya, kala itu ada pertentangan antara teori tersebut dengan pemahaman agama. Yang paling banyak ditentang adalah manusia berasal dari kera.

Lalu, terpaparlah saya dengan buku Harun Yahya yang berjudul, "Keruntuhan Teori Evolusi". Teori yang saya pelajari diperkuliahan bertentangan dengan teori penciptaan yang ada di buku tersebut.

Namun dari perkuliahan dan juga buku Darwin "The origine of species by natural selection", sebenarnya tidak ada pernyataan manusia berasal dari kera. Yang paling jelas adalah semua makhluk hidup termasuk manusia berasal dari makhluk hidup sederhana.

Saat itu saya lebih condong sepakat dengan tulisan Harun Yahya. Hal itu karena buku tersebut menyertakan peran Tuhan dalam membantah teori evolusi. Seakan teori temuan Darwin adalah doktrinasi yang bertentangan dengan ajaran Tuhan.

Alasan lainnya, pada waktu itu buku Harun Yahya lebih mudah dipahami karena dalam bentuk argumen singkat sederhana atas teori Evolusi Darwin. Sedangkan buku Darwin "The origine of species by natural selection" sulit dipahami karena berisi ulasan lengkap dan kompleks mengenai teori evolusi.

Dalam hati saya bergumam, "Kalau teori evolusi itu tidak benar, kok masih diajarkan ya di sekolah maupun di perkuliahan?" Sementara seorang teman yang merupakan juara olimpiade biologi mengatakan, "Kalau ternyata apa yang disampaikan Darwin dalam teorinya itu memang sesuai hukum alam (sunnatullah) sesuai kehendak Tuhan, gimana?"

Ini lah yang membuat saya kadang merasa ragu mengenai kebenaran teori evolusi. Hal tersebut membuat saya membaca ulang berbagai sumber, termasuk buku Harun Yahya.

Saya akhirnya menemui beberapa hal yang tidak sepakat dengan buku "Keruntuhan Teori Evolusi". Pertama, dalam pendahuluan buku disebutkan bahwa teori evolusi bersifat materialistik. Sifat ini menjelaskan bahwa materi adalah esensi dari segala sesuatu, baik yang hidup maupun tak hidup.

Dalam hal teori evolusi Darwin, materialisme alam semesta itu merupakan esensi dari teori tersebut. Dalam melakukan pengamatannya, Darwin tentu berprinsip secara ilmiah sesuai dengan bukti-bukti yang didapatkan di alam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline