Ku lelah menjalani hidup tanpa arah dan tujuan yang jelas, sesekali diriku merasa tak layak untuk hidup. Rasa yang dulu pernah ada seketika menghilang ditempa oleh masa lalu yang tak bisa kulupakan akibat dari perbuatan ku.
Semua melihat diriku seperti permata yang tak bernoda sama sekali, akan tetapi selama ini ku tutupi dengan prestasi yang menurut ku sama sekali tak bernilai bagi diriku sendiri.
Besok kamu harus jadi ini blablaa !
Aduh kamu lo pintar nilai mu bagus !
Oh iya keluarga mu kan gak ada yang sukses dan gak ada yang sarjana !
Dari semua perkataan yang ku dengar tak ada yang bertanya
Bagaimana hari ini apakah menyenangkan?
Apa yang kamu rasakan hari ini?
Pencapaian mu hari ini telah bagus saran ku tingkatkan lagi ya !
Menurutku tekanan terbesar adalah menjadi terbaik hanya untuk dilihat orang lain dan hal ini yang kurasakan saat ini aku melakukan semuanya dan melupakan semua kekurangan ku sebagai manusia. Aku melihat temanku diatas ku aku merasa aduh aku kalah nih! Ambisi yang tak terbendung Semakin ku lakukan semakin ku rasa putus asa datang silih berganti menjadi overthingking yang berkepanjangan.
Terkadang aku membutuhkan seseorang untuk mendengar namun yang kudapat hanyalah "Haduh masalah segitu aja kok kecil ini loh masalahku blaaaa", hal ini yang membuatku menarik diriku menjadi seseorang yang tertutup dengan topeng kebahagiaan tanpa semua orang tahu apa yang sedang ku rasa.
Itulah kehidupan yang ku jalani yang membuat diriku seperti ini .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H