Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Sebenar-benarnya Hamba

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahabat Fillah, saat adzan berkumandang adakah kerinduan dihati untuk segera mendatanginya? Saat malam gulita adakah takwa yang telah menggelora disiangnya? Saat hati gundah gulana adakah Qur’an terbaca untuk menenangkannya? Selamat mentadaburi nikmat siang hari ini, Selamat merencanakan amal dahsyat dimalam ini...mari menghitung sebelum dihitungi. Berdiamlah sejenak. Lupakan segala masalah yang memberatkan jiwa. Memang terkadang kesedihan itu mengoyak harapan. Mencabik-cabik impian yang telah dijahit. Namun, tak pantas buat kita seorang muslim berlarut-larut dengan kesedihan. Selalu ada harapan yang mesti diperjuangkan untuk menggapai kemenangan dikesempatan yang lain. Kesedihan tak pantas menjadikan kita lupa pada cita-cita untuk meraih keberhasilan yang telah kita tanam sebelumnya. Gagal itu biasa, tak harus jadi pematah semangat merengkuh kesuksesan. Setiap kegagalan yang didapatkan selalu memberikan pembelajaran besar untuk fase kehidupan dimasa mendatang. Hal yang menjadi kewajiban kita adalah mengikhtiarkan kegagalan menjadi batu loncatan meraih keberhasilan. Hidup kita setiap harinya selalu melalui begitu banyak dinamika. Ada kalanya kita bahagia. Ada kalanya juga kita bersedih. Memang seperti itulah jalan kehidupan ini. Tak ada yang selalu mulus. Dan sebaliknya tak ada pula yang selalu terjal. Indahnya hidup ini jika semuanya dimaknai dengan hati yang selalu ridho dengan keputusan Allah. Selalu meyakini bahwa apapun yang terjadi semuanya telah ditentukan oleh yang Maha Pencipta berdasarkan kegigihan ikhtiar kita menjalani hidup pada koridor ketaatan yang benar. Tugas kita didunia ini ternyata hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Menjadi aneh dan kesalahan jika kita menganggap hidup didunia ini hanya untuk bersenang-senang atau malah meratapi kegagalan terus-menerus. Kehebatan seorang hamba terletak pada kemampuannya menyikapi semua dinamika kehidupan dengan orientasi ibadah kepada Allah SWT. Karena memang untuk itulah kita diciptakan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline