Lihat ke Halaman Asli

Akbil Fikran

TEKNIK KIMIA UPNJATIM

Sosialisasi Biogas, Pupuk Organik, dan Pemanfaatan Limbah Buah Salak di Desa Galengdowo

Diperbarui: 24 Juni 2022   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Desa galengdowo memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Pada sektor ternak sapi perah, limbah kotoran sapi belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan pada sektor kebun salak, biji dan kulit salak masih menjadi limbah yang berserakan. Kegiatan kuliah kerja nyata yang dilakukan oleh mahasiswa UPNVJT jurusan Teknik kimia menghasilkan berbagai program kerja untuk mengatasi hal tersebut. Diantaranya pemurnian biogas, pembuatan pupuk organik dari limbah kotoran sapi dan pemanfaatan limbah biji dan kulit salak menjadi produk kopi dan teh. Program kerja ini dilaksanakan kurang lebih 3 bulan di desa yang terletak di kecamatan wonosalam, kabupaten jombang. Pada tanggal 11 juni 2022 hari Sabtu telah dilaksanakan sosialisasi mengenai program kerja yang telah dilakukan sebagai bentuk penanggung jawaban mahasiswa KKN. Kegiatan sosialasi ini dihadiri oleh kepala desa beserta jajarannya dan dosen pedamping yaitu Bapak Ir. Mu'tasim Billah, MS dan Ibu Dr. Ir. Srie Muljani, MT.

PEMURNIAN BIOGAS

Pada sosialisasi biogas, mahasiswa KKN menjelaskan Proses produksi biogas yang diketahui dapat menjadi alternatif pada era sekarang. Selain itu, mahasiswa memberikan inovasi berupa pemurnian biogas menggunakan alat TTG (Teknologi Tepat Guna) yang telah dibuat dan diaplikasikan di rumah salah satu pemilik biogas. Proses awal pembentukan biogas, kotoran sapi dikumpulkan pada satu tempat yang dikenal digester. Digester merupakan tempat dimana kotoran sapi mengalami fermentasi. Proses fermentasi ini berupa proses dekomposisi kotoran hewan menggunakan mikroba. Hal ini dapat dipercepat dengan campuran ragi atau menggunakan produk EM4. Mikroba tersebut akan mengurai kotoran sapi sehingga menghasilkan gas yang dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor, gas tersebut dapat disimpan dalam gas holder yang terbuat dari plastic dengan spesifikasi tinggi atau ban karet bila gas tersebut ingin digunakan pada keesokan harinya.

Alat TTG yang dibuat mahasiswa berupa alat yang berisi air larutan kapur. Biogas akan dialiri ke dalam alat ini dan berkontak dengan larutan kapur. Larutan kapur akan melarutkan gas selain gas metan sehingga kemurnian gas metan menjadi tinggi. Kelebihan penggunaan biogas yang sudah dimurnikan adalah lama nyala api yang semakin lama dan nyala api berwana biru. Dilansir dari penelitian Karaman Pada tahun 1982 Energi yang dihasilkan oleh biomassa atau biogas ini setara dengan 70-80% Persen dari minyak tanah. Nilai tersebut memang dibawah konversi dari minyak bumi,namun biomassa memiliki kelebihan yakni energi ini diambil dari sumber daya yang dapat diproduksi dengan cepat dan memiliki ketersediaan yang melimpah sehingga cocok dijadikan alternatif untuk mengatasi ketersediaan minyak bumi yang kian lama semakin menipis, sementara permintaan masyarakat semakin meningkat.

PEMBUATAN PUPUK

Dokpri

Sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya bahwasannya pupuk dan biogas merupakan satu kesatuan. Hal tersebut terjadi karena pupuk merupakan hasil samping dari pemurnian biogas. Hasil tersebut disaring beberapa tahap untuk menghasilkan pupuk padat dan pupuk cair. Pada sosialisasi kali ini dijelaskan secara mendetail proses dalam menghasilkan pupuk padat maupun cair dengan menunjukkan secara langsung rangkaian alat yang dibutuhkan kepada audien sehingga mendapatkan gambaran prosesnya. Pemberian materi juga didukung oleh Dosen Pengampu Lapangan untuk menunjang ketertarikan masyarakat terhadap pengolahan pupuk padat dan cair. Selain melakukan pemaparan, audien juga diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penggunaan pupuk, masa simpan pupuk dan lain lain.

PEMANFAATN LIMBAH BUAH SALAK

Dokpri

Sesuai dengan program kerja yang dilaksanakan, selain mengusahakan dibidang biogas dan pupuk mahasiswa Bina Desa Teknik Kimia di Desa Galengdowo juga memanfaatkan potensi salak yang tinggi diambil dari segi limbahnya yang digunakan sebagai kopi dan the. Sosialisasi mengenai pemanfaatan limbah buah salak ini ditujukan bagi masyarakat Desa Galengdowo yang memiliki mitra atau usaha dengan memanfaatkan buah salak serta masyarakat Desa Galengdowo yang memiliki kebun salak. Selain itu dilakukan pula sosialisasi di setiap rumah rumah yang memiliki potensi menghasilkan salak agar masyarakat memiliki ketertarikan terhadap program kerja mengenai pemanfaatan limbah buah salak untuk meningkatkan perekonomian desa serta menunjang Desa Galengdowo sebagai desa wisata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline