Lihat ke Halaman Asli

Akbar Zainudin

Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Ketika La Pulga Messi Akhirnya Juara

Diperbarui: 19 Desember 2022   01:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOKPRI

TARIAN LA PULGA MENUNTASKAN SEGALANYA


Final Piala Dunia Qatar 2022 menyajikan final ideal: Perancis melawan Argentina. Dua tim yang tidak hanya mempunyai kemampuan teknis yang mumpuni, namun juga diiringi motivasi luar biasa. Perancis berambisi besar memenangkan Piala Dunia untuk ketiga kalinya setelah menang tahun 1998 dan 2018. Sekaligus menjadi negara ketiga yang mampu menjadi juara dua kali berturut-turut (back to back) setelah Italia dan Brasil.

Di sisi lain, Argentina mempunyai motivasi yang unik. Selain berambisi menjuarai piala dunia untuk ketiga kalinya, mereka juga ingin mempersembahkan trofi piala dunia kali ini untuk LM10, julukan megabintang mereka, Lionel Messi. Ya, untuk Messi.

Messi sudah membela Argentina dalam lima edisi piala dunia. Gagal empat kali, diharapkan kali ini bisa menjadi juara. Pada edisi piala dunia 2014, Argentina berhasil masuk final. Sayang, dikalahkan Jerman yang kemudian menjadi juara. Maka harapan itu membuncah pada piala dunia kali ini. Apalagi, didukung fakta bahwa Argentina sebelum  piala dunia kali ini secara berturut-turut tidak terkalahkan dalam 36 pertandingan.

Seorang pemain sepakbola memang belum dianggap sebagai legenda jika belum memenangkan piala dunia. Diego Maradona memenangkan Argentina pada piala dunia tahun 1986. Tahun 2022 inilah, 36 tahun setelahnya adalah saat terbaik untuk kembali menjadi juara.

Ditambah lagi, Messi sekarang berumur 35 tahun. Usia yang tidak lagi muda. Walaupun di lapangan, tidak terlihat pada Messi yang masih menunjukkan energi dan kelincahan dalam tarian yang luar biasa. Bisa jadi, ini adalah piala dunia terakhir untuk La Messiah, julukan lain untuk Messi. La Pulga berarti kutu dan La Messiah berarti penyelamat. Disebut kutu karena kelincahannya dan disebut Messiah karena menyelamatkan Barcelona dan Argentina.

 Para pemain Argentina akan bertarung habis-habisan demi peraih tujuh kali Ballon d'Or ini. Dan mereka percaya, the GOAT (Greatest Of All Time) ini yang akan menyelamatkan mereka.

Pada babak pertama, permainan Argentina begitu luar biasa. Menariknya, tumpuan permainan bukan terpusat pada Messi, tetapi pada mantan pemain PSG yang sekarang bermain untuk Juventus; Angel Di Maria.

Pelatih Scaloni dengan jitu menyimpan Di Maria pada saat semifinal. Sepanjang babak pertama hingga diganti menit ke 64, pergerakan Di Maria begitu eksplosif.  Serangan-serangan Argentina banyak bertumpu pada Di Maria.

Ke mana Messi? Tidak terlalu terlihat. Tetapi 1-2 sentuhannya berhasil membawa Argentina unggul 2-0 pada babak pertama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline