Berawal dari pernyataan seseorang yang sangat defensive dengan keadaan, yang selalu merasionalisasi keadaan agar dapat diterima. Tapi ini sungguh menginspirasi, bagian ini, membuat suatu zona pemikiran dalam otak saya tergerak, jadi siapa mereka yang merasa mereka tidak bisa apa-apa?
"mungkin buat dunia anda bukan siapa-siapa. Tapi pasti ada seseorang yang menganggap anda adalah dunia-nya''. Apa yang kita miliki itu luar biasa, namun semua tidak akan ada manfaatnya jika tidak mengambilnya dan tidak memberikan suatu bentuk atau format yang akan membantu kita dan juga orang lain. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa bosan atau kesepian karena pasti ada orang-orang yang membutuhkan apa yang kita miliki.
Yang harus kita lakukan adalah pergi dan temukan orang-orang itu dan mulailah melepaskan karunia agar menjadi berkah bagi mereka.
'Kenyataan hanyalah persepsi kita, jika kita ingin mencoba merubah kenyataan hidup kita, mulailah mengubah persepsi kita' -- Dr. Ibrahim Elfikly.
Setiap apa yang kita pikirkan adalah sebuah penegasan pada diri sendiri yang menjadikannya sebuah aliran afirmasi yang terus mengalir seumur hidup sebagai sebuah pengalaman.
Keyakinan kita menerima pola pikir yang telah kita kembangkan. Misal, kenapa kita takut tidur dalam gelap ? apa yang kita percaya tentang 'tidur dalam gelap' membuat kita takut dengan keadaan setenang itu ?
Karena kita telah berhasil membentuk suatu cerminan batin yang jadi hal yang selalu kita percayai padahal tidak benar-benar menjadi BENAR.
Artinya apa ?
Setiap pribadi kita memiliki kesempatan untuk membangun kepercayaan orang lain terhadap dirinya menjadi lebih positif. Mengembangkan potensi orang lain, dengan memberikan kepercayaan kepada diri mereka, bahwa kekuatan terbesar itu ada di dalam diri mereka.
Mencoba memberikan compliment positif, kepada pencapaian-pencapain kecil. Yang artinya kita memberikan kesempatan kepada orang lain (orang yang ingin kita kembangkan) bahwa dia mampu melakukan hal-hal yang luar biasa .
Bagi orang-orang yang belum mempercayai potensi dirinya, hindari berbicara tentang Konsekuensi. Bantu dia percaya terhadap dirinya, bantu dia percaya terhadap keadaan, dan bantu dia percaya pada lingkungan. Bahwa kesalahan itu adalah proses pembelajaran untuk menjadi tahu, bukan pelanggaran.