Pernahkah Anda menikmati kereta cepat shinkansen di jepang, yang kecepatannya bisa mencapai 320/jam ? kalau belum , pastinya Anda tau kereta cepat itu seperti apa bukan? . Nah pada zaman pemerintahan presiden Jokowi proyek pembangunan infrastruktur sangat gencar sekali, salah satunya proyek kereta cepat Jakarta -- Bandung. Jika terwujud kereta cepat ini akan mengantarkan Anda dari Jakarta ke Bandung hanya dalam 46 menit saja.
Piter Abdullah sebagai pengamat ekonomi menilai kereta cepat Jakarta -- bandung akan meningkatkan daya saing Indonesia dimata global dalam jangka Panjang, karena proyek tersebut itu didukung system transportasi yang terintegrasi.
Namun, saat ini mega proyek kereta cepat Jakarta -- Bandung tengah menjadi sorotan publik, dikarenakan terjadinya pembengkakan biaya (cost over run) pengerjaannya menjadi 8 Miliar dollar AS atau bengkak 23 persen dari nilai awal 6,07 Miliar dollar, lebih mahal dari penawaran Jepang.
Kondisi ini pun membuat BUMN megap-megap, sehingga pada oktober 2021 Jokowi meneken Perpres nomor 93 tahun 2021 yang menyebutkan pemerintah melakukan penyertaan modal negara maupun penjaminan.
Menurut estimasi PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), penyebab cost overrun dari proyek ini antara lain biaya rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) sekitar USD0,6 miliar sampai USD1,6 miliar, pembebasan lahan USD0,3 miliar, financing cost USD0,2 miliar, head office dan praoperasi USD0,2 miliar, dan biaya lainnya USD0,05 miliar. Covid -19 juga menjadi penyebab perusahaan BUMN yang terlibat seperti KAI, WIKA, dan Jasa Marga mengalami masalah cash-flow akibat penurunan revenue perusahaan.
Secara rinci, menurut data PT KAI disebutkan adanya kenaikan harga Engineering Procurement Construction (EPC), relokasi jalur utilitas, fasilitas umum, fasilitas sosial dan pekerja tambahan.
Selanjutnya, dikarenakan adanya kenaikan biaya pembebasan lahan, biaya keuangan akibat keterlambatan proyek, kenaikan biaya kantor pusat dan pra operasi, dan yang terakhir kenaikan biaya lain seperti biaya GSM-R (Global System For Mobile Communication-Railway) dengan Telkomsel untuk keperluan komunikasi belum dianggarkan.
Sebagai orang awam saya berpendapat berdasarkan fakta yang ada , masalah ini tentunya dapat dihindari jika memiliki strategi operasi, manajemen risiko yang baik, serta pengawasan terhadap project secara ketat.
Dikarenakan mega proyek ini sudah berjalan dan menghabiskan dana yang besar, maka tentunya agar tidak mangkrak harus dilanjutkan dengan melakukan analisa, membuat strategi baru serta evaluasi kembali terhadap proyek agar bisa berjalan efektif dan efisien. Berdasarkan hal tersebut maka usulan dan saran saya secara lebih rinci terbagi kedalam beberapa tahap, yaitu :
- Tahap perencanaan
- Melakukan identifikasi kembali terhadap sumber daya dan jadwal pelaksanaan berdasarkan prioritas
- Menyusun kembali prakiraan beban biaya operasional menyesuaikan kondisi yang ada
- Mengidentifikasi apakah organisasi pelaksana seperti mitra atau pihak-pihak yang terlibat dalam proyek sudah ramping dan efektif
- Mengatur strategi kapasitas dan produksi
- Melakukan koordinasi ke semua instansi terkait untuk percepatan pembebasan lahan dan perijinan
2. Tahap Pelaksanaan
- Melakukan action control yang ketat terhadap pelaksanaan project
- Memastikan supply chain management, serta manajemen operasional berjalan dengan efektif dan efisien
Beberapa saran tersebut diharapkan dapat menyelesaikan proyek kereta cepat sesuai target waktu serta biaya yang seefisien mungkin. Beroperasinya kereta cepat Jakarta-Bandung ini diklaim bakal memberikan manfaat yang positif. Dengan adanya proyek ini, perekonomian masyarakat yang dilalui jalur kereta cepat akan terangkat.