Lihat ke Halaman Asli

akbarmaulana

karyawan swasta

Cerita Tentang Akbar Maulana : Mahasiswa yang Menyelaraskan Pendidikan dan Pekerjaan

Diperbarui: 30 November 2024   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Akbar Maulana adalah seorang mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Pamulang, mengambil jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia. Sejak kecil, Akbar selalu memiliki semangat yang tinggi untuk mengejar pendidikan yang baik, namun kondisi keluarganya yang sederhana memaksanya untuk mencari cara agar bisa tetap melanjutkan kuliah tanpa membebani orang tuanya.

Akbar berasal dari keluarga yang cukup sederhana. Ayahnya bekerja sebagai sopir taksi, sementara ibunya seorang ibu rumah tangga. Meskipun kondisi ekonomi mereka tidak begitu mewah, orang tuanya selalu menekankan pentingnya pendidikan. Sejak kecil, Akbar tahu bahwa untuk bisa meraih cita-cita dan mengubah nasib, ia harus berjuang keras.

Setelah lulus dari SMA, Akbar memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Pamulang karena biayanya yang lebih terjangkau dan memiliki kualitas pendidikan yang baik. Meski begitu, Akbar sadar bahwa untuk membiayai kuliahnya, ia tidak bisa hanya mengandalkan uang saku dari orang tuanya. Oleh karena itu, sejak tahun pertama kuliah, Akbar sudah mulai mencari pekerjaan sambilan.

Pada awalnya, Akbar bekerja paruh waktu sebagai barista di sebuah kedai kopi di dekat kampus. Pekerjaan ini tidak hanya membantunya untuk menambah penghasilan, tetapi juga memberinya banyak pengalaman berinteraksi dengan orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang. Akbar belajar banyak tentang komunikasi dan layanan pelanggan, keterampilan yang kemudian sangat berguna dalam jurusan yang ia pilih.

Namun, bekerja sambil kuliah bukanlah hal yang mudah. Akbar sering kali merasa kelelahan setelah bekerja sepanjang hari dan harus mengikuti kuliah pada malam hari. Ada kalanya ia harus begadang untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang menumpuk, sementara tubuhnya sudah lelah setelah bekerja selama berjam-jam. Meskipun begitu, Akbar tetap bertekad untuk tidak menyerah. Ia tahu bahwa masa depan yang lebih baik tidak akan datang begitu saja, dan ia harus berusaha keras untuk meraihnya.

Di semester kedua, Akbar mulai mendapatkan pekerjaan baru sebagai asisten di sebuah perusahaan HR (Sumber Daya Manusia) yang memiliki kontrak kerja dengan beberapa perusahaan besar. Pekerjaan ini lebih sesuai dengan jurusan yang ia pilih di kampus dan memberinya pengalaman langsung dalam bidang yang sedang ia pelajari. Selain itu, pekerjaan ini juga memberi Akbar kesempatan untuk mengembangkan keterampilan manajerial dan administratif yang sangat relevan dengan masa depannya.

Namun, meskipun bekerja di perusahaan yang lebih relevan dengan jurusannya, tantangan yang dihadapi Akbar semakin besar. Waktu kuliah yang semakin padat dan beban pekerjaan yang meningkat menuntutnya untuk lebih bijaksana dalam mengatur waktu. Akbar pun belajar untuk lebih disiplin dan mengatur prioritas. Ia sering membuat jadwal harian dan mingguan, memastikan bahwa waktu untuk kuliah, bekerja, dan istirahat tetap seimbang.

Suatu hari, Akbar mendapat kesempatan untuk terlibat dalam sebuah proyek besar yang berkaitan dengan analisis kepuasan karyawan di perusahaan tempatnya bekerja. Proyek ini sangat menarik, dan Akbar merasa bangga bisa berkontribusi. Selain itu, proyek ini juga memberikan banyak insight yang bisa ia aplikasikan dalam tugas-tugas kuliah yang berhubungan dengan manajemen SDM.

Berhasil menyelesaikan proyek ini, Akbar semakin merasa yakin bahwa apa yang ia pelajari di kampus sangat berguna dalam dunia kerja. Pengalaman ini juga meningkatkan rasa percaya dirinya dan motivasinya untuk menyelesaikan pendidikan tepat waktu, meskipun ia harus bekerja keras untuk itu.

Di akhir tahun ketiga kuliah, Akbar akhirnya meraih sebuah pencapaian yang sangat membanggakan. Ia lulus dengan predikat Cum Laude dari Universitas Pamulang, berkat kerja keras dan disiplin yang ia tunjukkan dalam menyelaraskan kuliah dan pekerjaan. Meskipun tidak mudah, ia berhasil membuktikan bahwa kesulitan bukanlah alasan untuk menyerah, tetapi sebuah tantangan untuk diatasi.

Akbar sekarang bekerja penuh waktu di perusahaan HR yang ia kenal selama kuliah, dengan posisi yang lebih tinggi dan kesempatan untuk terus berkembang. Pengalaman bekerja sambil kuliah membentuk karakter dan keahliannya, menjadikannya seorang profesional yang tangguh dan berdedikasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline