Jika dilihat secara sepintas agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat merupakan suatu hal yang mirip namun ternyata mereka sangatlah berbeda.
Tiga aspek tersebut sama-sama menuntun manusia kepada sesuatu yang disebut kebenaran. Secara umum, agama merupakan suatu hal yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dan Tuhannya, baik keimanan, teologis, dan hal-hal ghaib serta spiritual.
Dalam ruang lingkup agama, segala hal yang berasal dari Firman Tuhan merupakan kebenaran mutlak yang tak terbantah. Sedangkan definisi ilmu pengetahuan menurut J. Arthur Thompson merupakan deskripsi total dan konsisten dari fakta-fakta empiris yang merumuskan secara bertanggung jawab dalam istilah-istilah yang sesederhana mungkin.
Dan filsafat menurut Tamsil Muis memiliki artian salah satu kegiatan atau hasil kegiatan yang menyangkut aktivitas dan olah budi manusia.
Setelah mengetahui definisi umum ketiga aspek tersebut, pasti akan muncul pertanyaan dibenak pembaca. Lantas apa korelasi dan perbedaan ketiganya.
Ketiga aspek tersebut sama-sama bertujuan untuk mencari kebenaran akan suatu hal walaupun ketiganya memiliki formula yang berbeda.
Filsafat mencari akan suatu realita dengan akal, pikiran, dan logika. Ilmu pengetahuan mencari kebenaran menggunakan metode ilmiah melalui suatu penelitian. Sedangkan agama menyilmpulkan kebenaran melalui Firman Tuhan.
Namun ketiganya juga memiliki titik perbedaan. Filsafat dan ilmu pengetahuan sama-sama bersumber dari akal pikiran, logika, dan juga nalar.
Namun walaupun memiliki sumber yang sama, keduanya memiliki metodologi yang berbeda. Filsafat lebih banyak menggunakan observasi lalu melibatkan logika dan nalar untuk mengambil konklusi.
Ilmu pengetahuan lebih kearah menggunakan metode ilmiah dan eksperimen untuk mencari suatu jawaban. Sedangkan agama berusaha mencari argumen kebenaran dengan menggunakan Firman Tuhan sebagai sumber utamanya.
Lantas apa hubungan atau korelasi dari ketiganya. Pertama kita akan membahas hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan terlebih dahulu.
Meskipun secara historis filsafat dan ilmu pengetahuan merupakan satu kesatuan, namun seiring berjalannya waktu keduanya mengalami perbedaan dan divergensi, dimana akhirnya ilmu pengetahuanlah yang lebih dominan mempengaruhi logika manusia, situasi ini seharusnya mendorong keduanya untuk memposisikan masing-masing sesuai batasan-batasannya, bukan malah untuk memisahkan atau mengisolasi keduanya tapi memberikan keterangan yang jelas tentang hubungan keduanya dalam ruang lingkup perbendaharaan intelektual manusia.
Menurut Harold H. Titus, beliau mengaku kesulitan untuk menggambarkan korelasi antara ilmu pengetahuan dan filsafat, dikarenakan keduanya memiliki kesamaan dan perbedaan.
Para scientist sendiri memiliki pendapat berbeda-beda mengenai posisi dan sifat ilmu pengetahuan, begitu pula para filsuf yang memiliki ideology dan mindsetnya masing-masing mengenai teori dan definisi terhadap konteks filsafat.
Adapun persamaan ilmu pengetahuan dan filsafat yaitu keduanya menggunakan gaya berpikir yang reflektif dalam rangka menemukan solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada, baik filsafat maupun ilmu pengetahuan, keduanya bersikap kritis dan logis, berpikiran terbuka serta sangat tertuju dan berambisi pada kebenaran, di samping konsennya pada pengetahuan yang terstruktur, sistematis, dan serta terorganisir.
Sementara itu perbedaan keduanya berada pada titik tekan, dimana ilmu pengetahuan mengkaji sesuatu yang memiliki limit atau terbatas, ilmu pengetahuan lebih kearah deskriptif dan analitis dalam pendekatannya, ilmu pengetahuan menggunakan metode eksperimen dan klasifikasi data pengalaman indra serta berusaha menemukan teori-teori dan sebab akibat atau kausalitas pada suatu permasalahan, sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara universal sehingga lebih bersifat inklusif dan menakup keseluruhan hal umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia.
Filsafat lebih bersifat sintetis dan analitis, namun sifat analitis filsafat tidak hanya melihat satu perpektif saja tetapi lebih secara mengkaji keseluruhan hal tersebut, filsafat tertarik pada model pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam membuat rumusan masalah di suatu persoalan masalah, filsafat juga mengkaji korelasi suatu masalah dengan menngunakan klaim agama, moral serta seni.
Dengan memahami deskripsi diatas maka dapat diambil konklusi bahwa ruang lingkup batasan filsafat lebih luas dan hampir bisa dikatakan bahwa bidang kajian filsafat adalah suatu hal yang limitless (tak terbatas), ini berarti bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu.
Maka filsafat berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri dijadikan sebagai bahan kajian dalam filsafat yang disebut dengan filsafat ilmu, namun perlu digaris bawahi bahwa keduanya memiliki persamaan yaitu berpikir reflektif dan perbedaan pada titik tekan bidang kajiannya masing-masing.
Dengan demikian, Ilmu pengetahuan mengkaji hal-hal yang bersifat empiris serta realistis dimana hal tersebut dapat dibuktikan, sedangkan filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang belum bisa dijawab oleh Ilmu pengetahuan dan jawabannya merupakan spekulasi, sedangkan jika dikaitkan dengan agama, maka agama merupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak.
Sidi Gazalba berpendapat bahwa, Ilmu pengetahuan berlahan pada segala sesuatu yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen), batasannya merupakan sesuatu yang belum pernah, tidak pernah, atau tidak akan diteliti.
Pengetahuan pada konteks filsafat memiliki makna segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami, batasnya ialah batas alam namun demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatu yang di luar alam, inilah yang disebut oleh agama sebagai "Tuhan".
Beberapa orang memang memiliki kemampuan yang tinggi dalam hal memikirkan sesuatu hal layaknya alam, manusia bahkan konteks Ketuhanan yang mayoritas dihindari oleh orang. Pada ruang lingkup ini, terdapat benang merah antara filsafat dan agama.
Sehingga tidak heran dalam ilmu keIslaman, seseorang yang memiliki keunggulan dalam hal pemikiran dan logika dianggap sebagai Nabi.
Lalu beberapa yang lain bisa juga dikatakan sebagai filosof karena memiliki kemampuan seorang Nabi terutama dalam mengucapkan ungkapan-ungkapan bijaksana. Karena hal tersebut, Logika dalam Islam memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan logika Barat yang bebas akan nilai-nilai keagamaan.
Filsafat yang merupakan metodologi berpikir sistematis menjadi salah satu pendekatan tersendiri dalam memahami kebenaran.
Dalam ruang lingkup keagamaan yang juga sama seperti filsafat memikirkan tentang berbagai hal dan urusan, karenanya pada keduanya juga dibicarakan bagaimana keberadaan Tuhan, persoalan teologis, kedudukan dan fungsi akal logika, wahyu, penciptaan manusia serta ibadah yang dilakukan oleh manusia.
Contoh penggambaran jelasnya yaitu seperti pertanyaan berikut ini: apakah nyawa itu kekal atau tidak? Siapa yang menciptakan semesta ini? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Pengungkapan pada pertanyaan diatas dalam konteks agama tentu saja membuat pemikirnya lebih mengimani akan keberadaan Tuhan.
Dengan begitu ia akan merevolusi hidupnya agar menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat. Filsafat terjun ke wilayah ilmu keislaman dan mempengaruhi pembatasan-pembatasannya. Dalam dunia Islam sendiri, penyelidikan akan hal keagamaan juga menggunakan kefilsafatan. Dengan demikian maka filsafat Islam secara khusus memisahkan diri sebagai ilmu yang mandiri.
Sebagai bukti pernyataan diatas, bahwa pemikiran ulama-ulama dan tokoh Islam terkemuka juga menggunakan filsafat sebagai landasan refleksi berpikir mereka.
Dimana juga perlu diketahui bahwa pembahasan ilmu Kalam dan Tasawuf sendiri banyak terdapat jalan pemkiran dan teori-teori yang tidak jauh berbeda dengan refleksi pemikiran kefilsafatan.
Dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa antara filsafat dengan ilmu pengetahuan serta dengan agama, memiliki korelasi yang sangatlah erat. Hal ini didasarkan pada tujuan ketiganya, yaitu mencari kebenaran. Namun demikian, ketiga aspek tersebut memiliki batasan pemisah ruang lingkup dan titik tekan pembahasannya masing-masing.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI