Lihat ke Halaman Asli

Akbar Pitopang

TERVERIFIKASI

Berbagi Bukan Menggurui

MBG Tak Kunjung Datang, Gerakan Sarapan Bersama di Sekolah ini Wajib Dicontoh

Diperbarui: 3 Februari 2025   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan sarapan bersama yang dilakukan guru untuk menanamkan kebiasaan baik di sekolah. (Koleksi AKBAR PITOPANG)

Pagi hari di sekolah selalu penuh dengan energi baru. Siswa datang dengan semangat membawa harapan untuk belajar dan berinteraksi dengan teman-teman. Namun, ada satu kebiasaan yang sering luput dari perhatian yaitu sarapan. Banyak siswa yang datang ke sekolah tanpa mengisi perut mereka terlebih dahulu. Entah karena terburu-buru atau memang belum terbiasa. Padahal, sarapan adalah kunci utama agar tubuh dan pikiran tetap bertenaga sepanjang hari.

Sejak program Makan Bergizi Gratis (MBG) diluncurkan, banyak sekolah kini tengah menunggu distribusi makanan untuk para siswa. Namun, tidak semua sekolah langsung menerima program ini pada tahap awal. Beberapa termasuk sekolah kami masih berada dalam daftar tunggu. 

Meski demikian, keterlambatan ini tidak menyurutkan semangat kami untuk menanamkan kebiasaan baik dalam menjaga asupan gizi dan sumber energi anak didik.

Menyadari pentingnya sarapan maka para guru di sekolah berinisiatif mengadakan gerakan sarapan bersama setiap hari Sabtu. 

Ini bukan sekadar momen makan bersama tetapi juga sebuah langkah kecil yang membawa dampak besar bagi kebiasaan hidup sehat bagi para siswa. Dengan membawa bekal sendiri dari rumah mereka belajar bertanggung jawab terhadap kebutuhan energi tubuhnya sendiri.

Salah satu siswa di Kelas 4 awalnya tidak terlalu peduli dengan sarapan. Tapi ia sering mengeluh lemas dan mengantuk saat kegiatan belajar. Namun, sejak mengikuti gerakan sarapan bersama, ia mulai menyadari betapa pentingnya mengisi energi sebelum beraktivitas. 

Kini, ia selalu membawa bekalnya sendiri dan bahkan sering berbagi cerita  dengan teman-teman tentang pentingnya sarapan atau mengisi perut yang makanan yang dibawa.

Kebiasaan makan bersama ini bukan sekadar tentang mengisi perut tetapi juga tentang membangun kesadaran. Setiap siswa membawa makanan dari rumah mereka masing-masing. Ada yang membawa nasi goreng buatan ibu, roti isi, atau bahkan bekal sederhana lainnya. 

Tak hanya siswa, guru pun turut serta. Guru tidak hanya mengawasi tetapi juga ikut menikmati sarapan bersama. Ini adalah bentuk nyata dari pendidikan karakter yang bisa diwujudkan melalui kebiasaan positif secara konsisten.

Gerakan ini juga menanamkan kesadaran tentang pentingnya gizi. Banyak siswa yang awalnya hanya membawa makanan instan atau camilan tinggi gula mulai mengganti bekal mereka dengan sesuatu yang lebih sehat. 

Para guru pun memberikan edukasi ringan tentang pentingnya makanan bernutrisi dan membantu siswa memahami bagaimana pola makan yang baik dapat meningkatkan konsentrasi dan stamina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline